Bendahara Negara tersebut menjelaskan, risiko kebijakan pengetatan moneter dari AS tersebut sudah diantisipasi dengan penyesuaian agar perekonomian lebih stabil dan berdaya tahan. Namun, salah satunya penyesuaian yang terjadi pada nilai tukar Rupiah.
"Dalam penyesuaian itu bisa dalam bentuk nilai tukar yang dalam hal ini fleksibel. Memang mungkin kita harus berhati-hati dalam sisi speed-nya, namun bahwa fleksibilitas dari nilai tukar itu tidak bisa dihindarkan karena di merupakan bagian dari respons terhadap lingkungan global yang masih akan terus berjalan," papar dia.
(Feb)
(Rani Hardjanti)