"Rupiah saat ini relatif, kita masih lihat pergerakan Rupiah secara dinamis terjadi di pasar. Itu tetap dalam batas fundamental kita," kata dia di Nusa Dua.
Dia mengatakan, saat ini pelemahan rupiah dipengaruhi kondisi global. Pelemahan mata uang pun tidak hanya terjadi di Indonesia, namun di seluruh negara-negara dunia. Di global, Rupiah menjadi salah satu mata uang yang cukup kuat dibandingkan pelemahan mata uang di negara-negara berkembang lainnya.
Baca Juga: Mencermati Rupiah yang Tembus Rp15.000 dan Efek Panas Ketatnya Likuiditas
Kendati demikian, diakui Dody, Rupiah memang menjadi yang terlemah di kawasan regional. Hal ini dipicu kondisi transaksi berjalan yang defisit (current account deficit/CAD).
"Jadi karena memang permintaan (Dolar AS) masih cukup besar, namun capital inflow (arus masuk dana asing) masih belum cukup begitu besar," kata dia.
