"Memang kita juga harus hati-hati suasana global ini dari sisi sentimen market masih sangat Volatile," ucapnya.
Bagi Indonesia sendiri, ketidakstabilan pada pasar akan mempengaruhi utang negara. Sebab, jika nilai tukar makin melemah, bukan tidak mungkin utang pun akan semakin besar.
Baca Juga: Jokowi Rancang APBN 2019 untuk Program Prioritas, Apa Saja?
Oleh karena itu, pada tahun depan, pemerintah akan tetap.menjaga agar defisit APBN tetap berada di angka 1,84%. Seperti diketahui, pada RAPBN 2019, pemerintah menargetkan defisit APBN 2019 berada dilevel 1,84% dari Product Domestic Bruto (PDB).
"Dan kita juga memahami bahwa suaasan dari kondisi market itu akan mempengaruhi dari sisi biaya untuk pembiayaan utang. Oleh karena itu defisitnya didesain lebih kecil," jelasnya.
(Rani Hardjanti)