Rapor IHSG Sepekan Naik 1,4% ke 5.837, Kapitalisasi Pasar Rp6.599 Triliun
JAKARTA - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pekan ini ditutup positif dengan mengalami peningkatan sebesar 1,40% ke level 5.837.29 poin dari 5.756.49 poin pada pekan sebelumnya.
Melansir keterangan BEI, Jumat (18/10/2018), senada dengan peningkatan IHSG, nilai kapitalisasi pasar pada pekan ini juga mengalami peningkatan sebesar 1,49% ke posisi Rp6.599.76 triliun dari Rp6.502.62 triliun pada pekan sebelumnya. Sedangkan, untuk rata-rata frekuensi transaksi harian BEI mengalami peningkatan 1,77 persen menjadi 359,09 ribu kali transaksi dari 352,86 ribu kali transaksi pada pekan sebelumnya.
Baca Juga: Betah di Zona Merah, IHSG Akhiri Pekan di 5.837
Rata-rata nilai transaksi harian Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan terakhir mengalami perubahan sebesar 12,15% menjadi Rp6,19 triliun dari Rp7,05 triliun sepekan sebelumnya dan untuk rata-rata volume transaksi harian BEI mengalami perubahan sebesar 25,02% menjadi 8,40 miliar unit saham dari 11,21 miliar unit saham pada pekan sebelumnya.
Pada pekan ini, Obligasi Berkelanjutan I XL Axiata Tahap I Tahun 2018 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan II XL Axiata Tahap I Tahun 2018 yang diterbitkan oleh PT XL Axiata Tbk (EXCL) mulai dicatatkan di BEI pada Rabu (17/10), keduanya dengan nilai nominal yang sama, yaitu sebesar Rp1 triliun.
Baca Juga: Sempat Menguat, IHSG Berakhir Turun ke 5.841 di Sesi I
Total emisi Obligasi dan Sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2018 adalah 76 Emisi dari 48 (empat puluh delapan) Perusahaan Tercatat senilai Rp95,35 triliun.
Dengan pencatatan ini maka total emisi Obligasi dan Sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 372 (tiga ratus tujuh puluh dua) emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp422,69 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 114 Perusahaan Tercatat. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 95 seri dengan nilai nominal Rp2.291,06 triliun dan USD200 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak sebelas emisi senilai Rp10,16 triliun.
(Feb)
(Rani Hardjanti)
