KARO - PT Perusahan Listrik Negara (Persero) terus memfinalisasi proyek jaringan listrik berkapasitas 275 kilovolt (Kv) yang membentang dari ujung utara Pulau Sumatera di Provinsi Aceh hingga ke ujung selatan di wilayah Lampung. Ditargetkan, proyek yang disebut sebagai Tol Listrik Sumatera itu, akan rampung sebelum pelaksanaan Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.
Manajer Unit Pelaksana Pengatur Distribusi (UP2D) PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sumatera Utara, Aulia Mahdi mengatakan, penyelesaian proyek Tol Listrik Sumatera itu belum sepenuhnya rampung lantaran masih ada sejumlah jalur penghubung yang belum tersambung. Yakni jalur Sarulla-Simangkuk dan Simangkuk-Galang. Pengerjaan penyelesaian pembangunan jalur itu terkendala akses jalan hingga penolakan dari masyarakat yang akan dipakai lahannya.
"Kalau dari Sumatera Selatan ke Lampung sudah tersambung. Dari Sumatera Selatan ke Aceh tinggal di Sarulla-Simangkuk dan Simangkuk-Galang. Target kita selesai Desember 2018 dan akan kita koneksikan di 2019," terang Aulia Mahdi saat mengisi workshop ketenagalistrikan di Mickie Holiday Hotel and Resort, Brastagi, Karo, Selasa (23/10/2018).
Baca Juga: Produsen Listrik asal Swiss Bangun Pabrik Kapasitas 170 Kilovolt di Banten
Aulia lebih lanjut mengatakan, untuk mempercepat penyelesaian masalah penghambat proyek itu, mereka terus berupaya memberikan pemahaman kepada masyarakat ihwal pentingnya listrik. Meskipun terkadang masih ada masyarakat yang melakukan penolakan, baik soal ganti rugi lahan, dan tanaman yang dilewati infrastruktur listrik.
"Kalau masyarakatnya sudah paham, listrik kita akan semakin baik," ujarnya.
Tol listrik 275 kv itu, terang Aulia, akan menambah kehandalan listrik di Sumatera Utara. Surplus listrik di Sumut juga akan bertambah dengan terkoneksinya seluruh pembangkit di Sumut.
Pembangunan tol listrik ini dapat pula mendorong efisiensi Biaya Pokok Produksi (BPP). Selama ini kebutuhan listrik di sumatera bagian utara banyak didominasi oleh pembangkit bertenaga diesel, otomatis membutuhkan biaya cukup besar sehingga berdampak terhadap Biaya Pokok Produksi (BPP) tinggi juga.
"Kalau kita sudah punya jalan tol, kalau yang punya potensi banyak kan di selatan bisa menurunkan BPP yang lebih tinggi BPP di Sumut. Misalkan di Sumut masih operasikan pembangkit BBM di Belawan kalau ini (listrik) bisa dievakuasi kesana kan pasti jauh lebih murah," tandasnya.
Baca Juga: PLN: Listrik di Palu dan Donggala Baru Pulih 20%
Pengamat Politik Universitas Sumatera Utara, Aulia Akbar mengatakan, penyelesaian proyek Tol Listrik Sumatera sebelum pelaksanaan Pilpres tentunya sangat menguntungkan bagi Presiden Joko Widodo yang akan kembali maju di Pilpres 2019 mendatang. Realisasi proyek itu menjadi bukti yang mencitrakan bahwa Presiden Joko Widodo bisa menjadi pemimpin yang menuntaskan kerja-kerja strategis pembangunan dalam satu periode kepresidenan.
"Menguntungkan sekali ini bagi pak Jokowi. Apalagi finalisasinya dapat langsung dirasakan masyarakat dengan tidak adanya byarpet listrik. Realisasi-realisasi seperti ini harus terus dilakukan Presiden. Ini akan menjadi modal untuk mampu menepis beragam citra negatif yang belakangan ini terus-menerus dialamatkan kepada beliau," tandasnya.
(Feb)
(Rani Hardjanti)