Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bos Tokopedia ke Sri Mulyani: Biarkan Besar Dulu, Nanti Dapat Telur Emas

Yohana Artha Uly , Jurnalis-Rabu, 31 Oktober 2018 |15:48 WIB
Bos Tokopedia ke Sri Mulyani: Biarkan Besar Dulu, Nanti Dapat Telur Emas
Foto: Yohana Okezone
A
A
A

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan dalam menghadapi perkembangan zaman, kebijakan pemerintah harus bisa mengayomi bisnis konvensional maupun bisnis berbasiskan teknologi.

Pasalnya, perkembangan teknologi mendorong model-model bisnis yang inovatif, sehingga perlu penyesuaian oleh kebijakan pemerintah.

"Poinnya pemerintah sendiri harus berubah. Memang suatu kultur itu akan lama (perubahannya), tapi dinamika itu enggak menunggu. Jadi akan terus-menerus hadapi perubahan ini," katanya dalam Seminar Hari Oeang bertemakan Dialog Lintas Generasi di Gedung Dhanapala Kemenkeu, Jakarta, Rabu (31/10/2018).

 Baca Juga: Sri Mulyani Kumpul Bareng Mantan Menko Ekonomi hingga Bos Tokopedia, Bahas Apa?

Dia menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan belanja negara yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tentu perlu penopangnya yakni perpajakan. Maka dalam perkembangan zaman ini bisnis daring bisa menjadi salah satu objek pajak.

Menariknya, dalam kesempatan seminar tesebut, Sri Mulyani bercerita saat berhubungan dengan pelaku e-commerce untuk berdikusi mengenai pengenaan pajak, para pebisnis generasi milenial itu meminta untuk menundanya.

"Nah kalau saya mau collect pajak, saya tanya William (CEO Tokopedia, pengusaha e-commerce) karena mau collect pajak, katanya 'Waduh jangan dulu Bu, biarkan saya besar dulu. Biarkan angsanya besar, Ibu nanti dapat telor emasnya. Biarkan saya gemuk dulu,'" ujarnya sambil berseloroh.

 Baca Juga: Peringati Hari Oeang, Sri Mulyani dan Pegawai Kemenkeu Kenakan Pita Hitam

Di sisi lain, berkomunikasi dengan pebisnis ritel konvensional meminta untuk ada perlindungan dari pemerintah. Sebab perkembangan bisnis e-commerce menggerus bisnis konvensional yang bahkan harus menutup beberapa gerainya, akibat pergeseran budaya beli masyarakat ke online.

"Terus ketemu persatuan ritel (konvensional) yang mau pada tutup, mereka keluh kesah, 'minta tolong kami dilindungi'. Tapi ketemu generasi muda yang distrupsi yang disebut unicorn, ini minta diberi ruang untuk makin berkembang. Ini Kemenkeu harus bisa untuk memahami mereka," jelasnya.

 Baca Juga: Selamat Hari Oeang, Ini Perjalanan Panjang Rupiah

Oleh sebab itu, lanjut Bendahara Negara itu, dirinya meminta untuk jajaran Kemenkeu dapat terus berinovasi memikirkan instrumen yang tepat.

"Saya terus-menerus memberikan pesan untuk tim kami (Kemenkeu) jangan pernah merasa puas. Meski (Kemenkeu) sudah mendapatkan banyak penghargaan, belum tentu masyarakat dan mereka (e-commerce dan ritel konvensional) puas dengan kita. Kita harus lakukan dengan lebih baik," katanya.

Dia menjelaskan, pemerintah memang tengah memberi ruang kepada e-commerce untuk kian berkembang dalam bisnisnya. Oleh sebab itu, dirinya selalu berhubungan dengan pelaku bisnis daring tersebut, mengingat pemerintah perlu memahami model bisnis hingga objek yang perlu dijadikan pajak sebelum akhirnya disusun pengenaan pajak pada e-commerce.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement