JAKARTA - Sudah menjadi rahasia umum bahwa Indonesia merupakan produsen sampah plastik laut nomor dua terbesar setelah Tiongkok. Indonesia mampu memproduksi 1 juta ton sampah per tahun.
"Jumlah ini setara dengan 1 truk sampah plastik ditumpahkan setiap 10 menit ke laut," ujar Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan, dalam postingan Facebooknya, seperti dikutip Jumat (2/11/2018).
Hal itu disampaikan kepada sekitar 40 wali kota dari kota-kota tujuan wisata dan pesisir yang hadir di Rapat Koordinasi II (Lokakarya Nasional) Penanganan Sampah Padat di Kawasan Regional, Perkotaan, dan Destinasi Pariwisata di Banjarmasin.
Belum lama ini, lanjut Menko Luhut mencoba belanja di Banjarmasin. Ternyata benar, kantong plastik dilarang digunakan di sekitar 130 pusat perbelanjaan modern di sana.
Baca Juga : Menteri Siti: Uni Eropa Nilai Circular Economy Indonesia Jadi Harapan Global
"Kemarin saya juga senang mendengar cerita Pak Wali Kota yang suatu saat ingin mengetes kesadaran warganya. Saat ia ingin membuang sampah, ada masyarakat yang mengingatkannya untuk tidak sembarang membuang sampah plastik. Inilah yang kita harapkan, di mana masyarakat sudah sadar menjaga kebersihan lingkungannya," ujarnya.
Kenapa masalah sampah terutama limbah plastik ini penting?
Hasil studi menjelaskannya. Salah satunya Harvard Medical School yang menyatakan 50% ikan-ikan di laut sudah tercemar sampah plastik karena mereka memakan sampah plastik atau mikroplastik. Jika ibu hamil mengkonsumsi ikan tersebut maka bayinya bisa menderita stunting atau kuntet.
"Saya berharap pemimpin daerah lain dapat mencontoh Banjarmasin dan melakukan gerakan masif memerangi sampah plastik," ujarnya.
Baca Juga : Perangi Sampah Plastik di Laut, Menko Luhut Pakai 'Senjata' Ini
Semua pihak, tegas Menko Luhut, harus ikut menyosialisasikan, termasuk para pemuka agama Islam, Kristen, Hindu, Buddha yang harus mau ikut menyebarkan pada umat lewat khotbah-khotbahnya. Karena semua agama mengajarkan kebersihan.
"Mari kita sadari bahwa sampah plastik ini musuh kita bersama dan membawa dampak negatif pada semua orang tanpa pandang suku atau agama," pungkasnya.
Follow Berita Okezone di Google News
(rhs)