Direktur Kosntruksi PT MRT Jakarta Sylvia Halim mengatakan, ada beberapa alasan mengapa biaya yang butuhkan untuk membangun proyek MRT Jakarta fase II jauh lebih besar dari fase pertama. Salah satu alasannya adalah rumitnya konsturksi pada MRT Jakarta fase II.
Selain itu lanjut Sylvia, letak geografis dari proyek MRT Jakarta fase II ini juga realtif sulit dibandingkan fase pertamanya. Jika pada fase pertama hanya berada di tengah koridor jalan Jenderal Sudirman, pada fase kedua ini terkendala adanya sungai Ciliwung di daerah tersebut.
Selain itu menurutnyam masalah lain adalah pada saat melakukan penggalian tanah yang diusahakan agar tidak mengagnggu aktivitas masyarakat sekitar. Sebab menurut Sylvia, jalanan di Gadjah Mada lebih sempit dibandingkan koridor Sudirman-Thamrin dan berpotensi menimbulkan kemacetan.
Sylvia menambahkan, setiap stasiun yang dibangun di fase II ini juga memiliki tipe tang berbeda-beda. Sebagai salah satu contohnya, untuk Stasiun Sarinah, Monas hingga Stasiun Jakarta Kota akan dibuat sebagai stasiun besar.
Menurut Sylvia, ketigas Stasiun tersebut diyakini akan jauh lebih sulit pebangunannya dibandingkan yang lainnya. Sebab, ketiga stasiun ini merupakan jalur interkoneksi dengan transportasi lain seperti Kereta Rel Listrik (KRL) ataupun kereta MRT fase sebelum dan selanjutnya.
Khusus Stasiun Sarinah dan Monas nantinya juga akan dibuat dengan tipe stasiun dua level dengan kedalaman kurang lebih 18 meter. Begitupun juga dengan Staisun Harmony yang akan dibat serupa dengan kedua stasiun tersebut.
Sementara untuk, Stasiun Sawah Besar dan Mangga Besar nantinya akan dijadikan Stasiun tipe empat level dengan kedalaman 30 meter. Sedangkan Stasiun Kota aan dijadikan sebagai Stasiun dengan tipe tiga level dengan kealaman 22 meter.
(Feb)
(Rani Hardjanti)