JAKARTA - Rektor Universitas Cenderawasih Jayapura Apolo Safanpo menyatakan untuk mendorong perekonomian di Provinsi Papua harus didorong dengan sumber daya manusia yang berkualitas. Terlebih saat ini dunia sedang memasuki era industri 4.0 yakni seluruhnya menggunakan digitalisasi.
Dia menjelaskan, pembangunan sektor pendidikan di Papua tak cukup dengan hanya melibatkan pemerintah baik pusat dan daerah, namun juga peran swasta. Menurutnya, pemerintah sudah mendorong pembangunan sektor pendidikan, tapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi, dan pertumbuhan jumlah penduduk maka tantangan yang dihadapi semakin besar.
"Jadi tidak bisa berpuas diri, apa yang yang dilatih harus upgrade baik kapasitas, kualitas dan kuantitas tenaga pendidikan maupun sarana prasarana pendidikan," jelas Apolo dalam acara diskusi bertajul 'Special Dialogue: Papua Saat Ini' di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (12/11/2018).
Â
Dia menyebutkan, di tahun 2017 jumlah penduduk Papua 3,5 juta dengan sebanyak 361 ribu penduduk usia 19-24 tahun. Kelompok usia ini merupakan usia kuliah, di mana Universitas Cendrawasih Jayapura hanya mampu menampung 24 ribu mahasiswa dan perguruan tinggi swasta di Papua hanya bisa menampung 9 ribu mahasiswa.
 Baca Juga: 4 Tahun Jokowi-JK, Jalan Trans Papua Sudah Tembus 3.103 Km
Maka total yang bisa ditampung perguruan tinggi di Papua sebanyak 30 ribu mahasiswa dari 361 ribu penduduk usia 19-24 tahun.
"Itu berarti hanya 8%, jadi ada 92% anak-anak Papua usia kuliah tidak tahu ke mana, mungkin mereka sedang kuliah di luar negeri, mungkin di luar Papua, atau bahkan sedang tidak dapat kesempatan mengenyam pendidikan tinggi. Karena berbagai kendala, keterbatasan daya tampung, batasan tenaga pendidik, sarana dan prasarana pendidikan, dan lain-lain," paparnya.
Dia menjelaskan, perlu peran dari pihak swasta untuk terlibat disektor pendidikan. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan jumlah sekolah dari tingkat Sekokah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menangah Atas (SMA), hingga Perguruan Tinggi (PT) sehingga bisa menampung seluruh anak di Papua.
"Peran swasta untuk bangun pendidikan itu sangat penting. Perlu peranan swasta untuk bantu pemerintah dalam kembangankan pendidikan di Papua. Karena kita saat ini sedang masuki era industri 4.0," jelas dia.
Baca Juga: KEIN Pantau Pembangunan Infrastruktur di Papua, Hasilnya?
Dia menjelaskan, suatu bangsa bisa bertahan dengan keberadaan sumber daya alam dan manusia. Seiring perkembangan sumber daya alam akan terus menurun kualitas dna kuantitasnya, maka perlu diimbangi dengan peningkatan kualitas manusia.
Saat ini, pemerintah memang sedang mendorong pendidikan untuk memenuhi kebutuhan diberbagai sektor untuk kebutuhan di tahun 2045. Di mana Indonesia juga menikmati adanya bonus demografi karena sebagian besar penduduk adalah usia produktif.
"Tahun 2045 kita juga rayakan 100 tahun kemerdekaan. Saat itu, anak-anak kita yang akan menyelenggarakan negara, kalau kita enggak perhatikan sumber daya manusia di 2045, bukan bonus demografi yang didapat tapi becana demografi. Kalau kita hanya punya kuantitas yang banyak tapi kualitas rendah, maka kita akan dikuasai bangsa lain," paparnya.
Follow Berita Okezone di Google News
(dni)