Sementara itu, Direktur Utama Jasa Marga Desy Arryani mengakui, padatnya arus lalu lintas di Tol Jakarta-Cikampek karena tiga proyek infrastruktur tersebut dikerjakan bersamaan. Menurutnya, titik terpadat berada di Cikunir karena semua proyek konstruksi berada di sana.
"Memang ada beberapa proyek lain yang critical-nya tidak sama mungkin akan menggeser kegiatannya di tempat lain. Titik terpadat yang paling parah itu di Cikunir, di kilometer 10, itu semua crossing di sana baik dari Elevated, overpass dari existing Japek, LRT, kereta cepat," jelasnya.
Meski demikian, jalan Tol Jakarta-Cikampek Elevated memang dibutuhkan penyelesaian sebelum Lebaran 2019 yang jatuh di awal Juni. Pasalnya, jalan tol ini terintegrasi dengan jalan Tol Trans Jawa yang akan segera rampung dan digunakan saat musim mudik tahun depan.
"Tidak berapa lama lagi, jalan Tol Trans Jawa akaan beroperasi, sehingga kalau kendaraan ditahan (karena kemacetan) di Jakarta-Cikampek belum selesai, maka manfatnya (Tol Trans Jawa) masih kurang optimal. Maka dari Jakarta-Surabaya itu masih tersendat hanya di Jakarta-Cikampek," jelasnya.
Desy menargetkan, proyek jalan Tol Jakarta-Cikampek akan rampung pada Mei 2019 mendatang, sehingga bisa digunakan saat mudik. Meski diakui, mengejar target penyelesaian itu bukanlah hal yang mudah.