JAKARTA - PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) merealisasikan investasinya membangun kompleks petrokimia senilai USD3,5 miliar di Cilegon, Banten.
Pabrik dengan luas area 100 hektare (ha) ini memiliki total kapasitas produksi naphta cracker sebanyak 2 juta ton per tahun. Bahan baku tersebut selanjutnya diolah untuk menghasilkan 1 juta ton ethylene, yakni 520.000 ton propylene, 400.000 ton polypropylene, dan produk turunan lainnya.
Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengapresiasi pembangunan kompleks petrokimia PT LCI untuk semakin memperkuat struktur manufaktur nasional dari sektor hulu hingga hilir.
“Industri petrokimia sama pentingnya seperti industri baja sebagai mother of industry . Untuk itu, kita perlu menjaga situasi lingkungan dan iklim usaha yang stabil agar proyek ini berhasil terlaksana dengan baik sehingga bisa memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian secara keseluruhan,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya.
Baca Juga: Ajarkan Investasi Saham hingga Properti Lewat Permainan
Industri petrokimia menghasilkan berbagai komoditas yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pada industri kemasan, tekstil, alat rumah tangga, hingga komponen automotif dan produk elektronika. Berdasarkan karakteristikya, kata Airlangga, industri petrokimia dikategorikan sebagai jenis sektor manufaktur yang padat modal, padat teknologi, dan lahap energi.
Karena itu, perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah untuk langkah pengembangan yang berkelanjutan. “Di dalam peta jalan Making Indonesia 4.0 telah ditetapkan industri kimia menjadi salah satu sektor yang mendapatkan prioritas pengembangan agar menjadi pionir dalam penerapan revolusi industri 4.0,” ujarnya.