BEKASI – Geliat pembangunan kawasan transit oriented development (TOD) di sepanjang lintasan Light Rail Transit (LRT/kereta api ringan) di Kota Bekasi kian masif. Setelah membangun TOD di dekat Gerbang Tol (GT) Bekasi Timur dengan nama LRT City Bekasi Timur, pengembang kini menggarap LRT City Jaticempaka–Gateway Park di Kecamatan Pondok gede.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, pembangunan LRT City Jaticempaka dilakukan PT Adhi Commuter Properti (ACP), anak perusahaan konstruksi dari PT Adhi Karya Tbk. Pembangunan LRT City Jaticempaka merupakan proyek kedua, sedangkan proyek pertama adalah LRT City Bekasi Timur.
“Sebetulnya ada lima TOD yang akan dibangun di dekat stasiun LRT di Kota Bekasi. Kelima proyek ini dibangun oleh PT Adhi Karya Tbk lewat anak perusahaannya,” katanya.
Baca Juga: Konsep TOD Jadi Penggerak Aktivitas Pasar Properti
Lima TOD yang ada di Kota Bekasi berada di titik Bekasi Timur, Cikunir I, Cikunir II, Bekasi Barat, hingga Jaticempaka. Sementara TOD di Cikunir I dan Cikunir II. Kemudian untuk di Bekasi Barat masih proses perencanaan yang dalam waktu dekat akan segera dibangun.
“Untuk Cikunir I dan Cikunir II, pengembang tengah mempersiapkan pelebaran jalan di sana untuk memudahkan aksesibilitas kendaraan. Kehadiran TOD ini bakal berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi Bekasi,” ujarnya.
Rahmat menjelaskan, investasi yang ditanam perusahaan pelat merah itu melebihi angka Rp5 triliun. “Bila ditotal investasinya besar, namun sebagai gambaran untuk apartemen saja biayanya bisa Rp1 triliun. Belum lagi pembangunan fasilitas lainnya, apalagi TOD ini terintegrasi dengan LRT yang sedang dibangun pemerintah pusat,” ungkapnya.
Baca Juga: Menteri Rini Akui Pembangunan Hunian TOD Terganjal Perizinan
Sebenarnya, kata dia, pembangunan TOD dibutuhkan bagi daerah yang menyandang status metropolitan seperti halnya Bekasi. Sebab keberadaan TOD sangat menunjang masyarakat dalam memperoleh fasilitas, salah satunya kemudahan dalam transportasi umum. Selain terdapat gedung parkir dan pusat perbelanjaan, TOD juga dibangun hunian vertikal berupa apartemen dan hotel.
Dengan kata lain, TOD merupakan pengembangan kota mengadopsi tata ruang campuran karena terdapat berbagai macam fasilitas di dalamnya yang terintegrasi dengan transportasi umum, seperti LRT, Commuter Line, dan bus. “Dampak positifnya kemacetan bisa terurai karena masyarakat nanti memilih LRT,” ujarnya.
Sementara itu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menargetkan Light Rapid Trans(LRT) Jabodetabek beroperasi pada pertengahan tahun depan. Saat ini pembangunan moda transportasi yang melintasi lima daerah di Jawa Barat itu mencapai 46%. Namun, untuk jalurnya hampir seluruh jalur sudah tersambung dan siap diuji coba tahun depan.
Panitia Pembuat Komitmen (PPK) Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Jumardi mengatakan, jalur yang belum terbangun tersisa sekitar 500 meter di wilayah Jakarta Kota sekitar 300 meter serta di wilayah Bekasi di dua lokasi. “Pembangunan sedang kami kebut sehingga pertengahan tahun depan sudah bisa digunakan,” katanya.