Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Beri KUR Pengering Padi, Menko Darmin Ingin Kualitas Beras Medium Meningkat Jadi Premium

Koran SINDO , Jurnalis-Jum'at, 14 Desember 2018 |12:01 WIB
Beri KUR Pengering Padi, Menko Darmin Ingin Kualitas Beras Medium Meningkat Jadi Premium
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Foto: Okezone
A
A
A

JAKARTA – Pemerintah menyerahkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pengering Padi pada gabungan kelompok tani (gapoktan) untuk meningkatkan kualitas dan nilai jual padi skala kecil.

KUR khusus pengering padi diberikan pemerintah sebagai bentuk perhatian terhadap minimnya jumlah alat pengering (dryer) yang dimiliki penggilingan skala kecil.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, dalam proses produksi padi, proses pengeringan menjadi proses yang penting untuk menghasilkan beras berkualitas dan layak dikonsumsi masyarakat. Untuk itu, KUR pengering atau dryer ini menjadi sangat penting untuk bisa mengontrol tingkat kekeringan padi dan mempertahankan kualitas hasil yang baik.

”Dengan begitu, beras yang dihasilkan memiliki kualitas tidak hanya medium, tetapi juga premium,” ujarnya saat penyerahan KUR Pengering Padi dan Gerakan Mengawal Musim Tanam, di Malang.

Baca Juga: Penyaluran KUR Optimistis Tembus Rp120 Triliun

Secara statistik, dari total 182.000 penggilingan padi di Indonesia, sekitar 94% atau 172.000 penggilingan padi dikategorikan sebagai penggilingan skala kecil. Sedangkan sisanya merupakan penggilingan besar dan penggilingan sedang.

Di sisi lain, penggilingan padi kecil memiliki persoalan saat panen karena 95% penggilingan kecil tidak memiliki pengering sehingga tidak bisa menjaga kualitas beras. Hal ini menyebabkan petani menyimpan gabah dengan kondisi yang kurang kering dengan kisaran kadar air 17–18%.

Dengan begitu, pasokan dryer sangat diperlukan untuk meningkatkan skala produksi sektor pertanian itu sendiri. Darmin mengatakan, program KUR ini terus mengalami perbaikan dari tahun ke tahun.

Adapun fokus pemerintah untuk KUR petani menjadi salah satu hasil evaluasi pemerintah atas penyaluran KUR ke sektor produktif, salah satunya sektor pertanian. ”Program KUR kali ini menggunakan sistem kartu agar bisa diketahui akuntabilitas dari pinjaman tersebut dan kegiatan debitur bisa terekam dengan jelas,” katanya.

Baca Juga: Begini Cara Ajukan KUR untuk Modal Usaha

Pada kesempatan tersebut, pemerintah menyerahkan KUR pengadaan dryer kepada 20 debitur senilai Rp5,02 miliar melalui tiga penyalur KUR, yakni Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Bank Mandiri.

Selain itu, juga dilakukan penanaman padi secara simbolis sebagai tanda pelaksanaan masa tanam. Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan, untuk wilayah Jawa Timur, dryer menjadi penting karena pada Maret– April sekitar 63% pasokan padi memiliki kandungan air yang tinggi 18–19%.

Sementara padi yang bisa diproses untuk penggilingan hanya 45%. ”Ini membuat produksi beras pada musim panen menjadi kurang. Dengan begitu, keputusan Presiden Jokowi dan Menko Darmin sangat tepat,” ungkapnya.

Dalam perkembangannya, program KUR telah mengalami perubahan dari sisi regulasi dan skema untuk mempermudah akses pembiayaan bagi sektor-sektor produksi, salah satunya sektor pertanian.

Salah satu perubahan yang ditetapkan pemerintah untuk mendukung penyaluran KUR adalah penurunan suku bunga. Pada 2015–2016, suku bunga yang ditetapkan adalah 12%. Kemudian suku bunga KUR ini diturunkan ke level single digit sebesar 9% (2017) dan 7% (2018)

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement