Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tifa Finance Butuh Pendanaan Rp1 Trliun

Tifa Finance Butuh Pendanaan Rp1 Trliun
Ilustrasi: Foto Shutterstock
A
A
A

JAKARTA - Perusahaan pembiayaan kendaraan, PT Tifa Finance Tbk (TIFA) menargetkan bisnis cukup konservatif dengan menetapkan target pertumbuhan 5%-10% di 2019.

”Tahun depan, pembiayaan infrastruktur diperkirakan masih slowdown, karena masih tahun politik,” kata Presiden Direktur TIFA Bernard Thien dikutip Harian Neraca, Jakarta, Senin (17/12/2018).

Untuk memenuhi target pertumbuhan, lanjut Bernard, perseroan membutuhkan pendanaan hingga Rp1 triliun. Namun, semuanya tergantung kepada permintaan. "Semoga saja di semester II 2018 permintaan akan naik setelah kepastian tahun politik," jelasnya.

 Baca Juga: Tifa Finance Kantungi Pinjaman Rp20 Miliar

Lebih lanjut menurutnya, hingga saat ini mayoritas pendanaan masih didapatkan dari perbankan sisanya didapat dari surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN). Sekitar 80% pendanaan masih didapat dari perbankan. Sisanya dari MTN.

Pada 13 Oktober lalu perusahaan sudah melakukan penandatanganan perjanjian penerbitan MTN senilai USD10 juta. MTN tersebut dijamin dengan piutang TIFA senilai Rp92,76 miliar.

“Likuiditas kami saat ini masih baik. Kami baru saja menerbitkan MTN dan belum ada rencana lagi dalam waktu dekat. Targetnya kami akan menjaga rasio debt to equity ratio (DER) di bawah 5x,” kata Bernard.

Tahun depan, kata Bernard, perseroan masih akan fokus menyalurkan pembiayaan di sektor logistik, kesehatan dan infrastruktur. Hal tersebut merupakan bagian dari diversifikasi perusahaan.

 Baca Juga: Tumbuh 5,04%, Tifa Finance Bukukan Pendapatan Rp90,7 Miliar

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan per September 2018, tercatat pembiayaan yang disalurkan atau piutang sewa pembiayaan sebesar Rp 1,29 triliun. Angka itu lebih rendah 7,56% year on year (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,40 triliun.

Sementara industri pembiayaan mengetat, perusahaan pada tahun ini menghadapi tantangan suku bunga. Sepanjang tahun 2018 suku bunga acuan Bank Indonesia, 7 days reverse repo rate (BI 7DRRR) telah naik cukup agresif. Tercatat bunga acuan BI naik hingga 175 basis poin (bps) sepanjang tahun 2018.

Merespons kondisi tersebut, TIFA turut menyesuaikan bunga acuan dengan menaikkan bunga pembiayaan hingga 50 bps pada kuartal III 2018 lalu. "Suka bunga tetep naik juga, kita tetap harus naik, setengah persen lah. Waktu bank menaikkan bunga, kami juga," tuturnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement