Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Amblasnya Jalan Raya Gubeng Mulai Dianalisis KNKK

Kurniasih Miftakhul Jannah , Jurnalis-Sabtu, 22 Desember 2018 |19:00 WIB
Amblasnya Jalan Raya Gubeng Mulai Dianalisis KNKK
foto: Okezone
A
A
A

JAKARTA - Persatuan Insinyur Indonesia (PII) bersama Komite Nasional Keselamatan Konstruksi (KNKK) melakukan analisis awal secara teknis guna mempelajari penyebab terjadinya kelongsoran tanah di Jalan Raya Gubeng, Surabaya.

“Ya…kami tengah mengirim tim dari BKS PII, dipimpin langsung oleh Ketua Badan Kejuruan Sipil (BKS) Pak Bambang Goeritno, untuk membantu KNKK melakukan analisis teknis awal berdasarkan data dan temuan di lapangan”, ujar Ketua Umum PII Heru Dewanto, Sabtu (22/12/2018).

Selain melakukan analisis untuk mengetahui penyebab longsornya Jalan Raya Gubeng, hal terpenting lain yang pertama-tama harus dilakukan BKS PII adalah melakukan mitigasi dampak. Masukan-masukan dari PII diharapkan dapat digunakan KNKK dan Pemerintah Kota untuk memberikan peringatan dan meningkatkan kewaspadaan atas bangunan dan fasilitas publik di sekitar lokasi kejadian. 

Heru mengatakan bahwa PII sangat prihatin atas kejadian ini dan kita harus bisa mengambil pelajaran agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Tanpa bermaksud menyalahkan pihak mana pun, secara profesional PII berpendapat seharusnya hal itu tidak perlu terjadi apabila setiap individu pelaku konstruksi memiliki kompetensi yang teruji, memiliki pemahaman yang baik dalam menganalisis risiko, disiplin dalam menerapkan ilmu keteknikan serta aspek-aspek lain dari seorang insinyur profesional sebagaimana disyaratkan Undang-Undang No 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran.

 “Penanggung jawab dalam merancang, mengatur tata laksana, ataupun melaksanakan proyek-proyek kritikal (beresiko tinggi) semacam pekerjaan galian dalam seperti ini seyogyanya minimal menyandang kualifikasi IPM (Insinyur Profesional Madya)”, ujar Heru.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement