JAKARTA - Industri teknologi finansial (fintech) di China beberapa saat lalu dihantam badai. Penyebabnya, bisnis pinjam meminjam (peer to peer lending) di Negeri Tirai Bambu tersebut bermasalah dan menyebabkan pemerintah turun tangan untuk menenangkan masyarakat yang panik. Bagaimana awal mulanya?
China merupakan pasar peer to peer lending terbesar di dunia. Perputaran uang dari industri ini ditaksir mencapai US$192 miliar atau setara Rp2.745,6 triliun hingga semester I tahun ini. Nah, bagaimana industri sebesar itu bisa bermasalah?
Sebelum masuk ke permasalahan tersebut, ada baiknya Anda mengenal model bisnis peer to peer lending dan perubahannya setelah ada fintech.
Dikutip dari halaman CekAJa.com Mari mengenal bagaimana sistem peer to peer lending berjalan dan kemajuannya di era fintech.
Mengenal bisnis peer to peer lending
Peer to peer lending adalah praktik atau metode memberikan pinjaman uang kepada individu atau bisnis dan juga sebaliknya. Individu atau bisnis juga bisa mengajukan pinjaman kepada pemberi pinjaman.
Fintech peer to peer lending menjadi wadah yang menghubungkan antara pemberi pinjaman dengan peminjam atau investor secara online.
Terdapat dua subjek dalam peer to peer lending, yakni sebagai peminjam atau sebagai pemberi pinjaman alias investor. Namun, sistem peer to peer lending ini bukanlah tanpa risiko. Sama seperti kegiatan finansial lainnya, tetap harus berhati-hati dalam menjalankannya.
Bisnis fintech peer to peer lending ini memungkinkan setiap orang untuk memberikan pinjaman atau mengajukan pinjaman antara satu dengan yang lain. Bedanya, hal itu bisa dilakukan untuk berbagai kepentingan tanpa menggunakan jasa dari lembaga keuangan konvensional.
Model bisnis di era fintech
Pada dasarnya, sistem bisnis fintech peer to peer lending ini sangat mirip dengan konsep marketplace online, yang menyediakan wadah sebagai tempat pertemuan antara pembeli dengan penjual.
Nah, untuk investor atau pemberi pinjaman, keuntungan yang diraih berasal dari bunga pinjaman yang dipatok ketika dana tersalurkan. Sementara, keuntungan dari peminjam adalah dapat memperoleh dana dengan cepat tanpa proses yang panjang dan rumit.
Hal yang saling menguntungkan tersebut kemudian membuat sebuah ekosistem perputaran uang yang berkelanjutan. Namun, seperti bisnis pinjaman lainnya, terdapat beberapa hal yang bisa menjadi hambatan. Hal itu seperti kredit macet dan tingkat bunga yang tidak menguntungkan salah satu pihak.