Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Demi Minyak, China Ekspansi ke Artik

Koran SINDO , Jurnalis-Senin, 31 Desember 2018 |12:15 WIB
Demi Minyak, China Ekspansi ke Artik
Kilang Minyak (Reuters)
A
A
A

BEIJINGChina telah dianggap sebagai negara yang berambisi menjadi adikuasa. Itu ditunjukkan dengan menyebar pengaruh dan konflik ke banyak negara tetangga dan melanggar hukum internasional.

Kini Beijing berambisi untuk melakukan ekspansi ke Artik untuk mencari minyak demi kepentingan ekonomi. China melihat ekspansi laut ke Artik memang mahal. Namun, upaya itu dilakukan untuk membuka rute perdagangan baru yakni eksplorasi minyak dan gas. Mereka juga berkeinginan untuk melakukan penelitian perubahan iklim. Secara geografis, China memang tidak dekat Lingkaran Artik. Namun, China akan berhadapan dengan delapan negara yang dekat dengan Artik dan semuanya mengklaim menguasai teritorial Lingkaran Artik. Anggota Lingkaran Artik terbelah dengan kepentingan China masuk ke kawasan tersebut.

Baca Juga: Harga Minyak Naik meski Pasokan Melimpah

Negara kecil seperti Islandia dan Norwegia melihat ada keselamatan, tetapi Rusia dan Kanada justru melihat kekhawatiran tersendiri. “China bukan hanya negara Artik yang tertarik terhadap kawasan itu,” kata pakar Artik dari Universitas Massey, Marc Lanteigne, di Selandia Baru, dilansir CNN. Pada 2013, India, Korea Selatan, Jepang, dan Singapura sudah masuk sebagai negara mengamat pada Dewan Lingkaran Artik. “Memang ada pihak yang menerima China sebagai pemain disana. Tetapi, ada ambiguitas China yang dimainkan,” paparnya.

Januari lalu Beijing memublikasikan white paper yang memublikasikan strategi Artik. Mereka mengabaikan ketakutan banyak kalangan terhadap ambisi perluasan teritorial. Beijing mengklaim perubahan lingkungan di Artik berdampak langsung terhadap sistem politik dan lingkungan ekologi. Beijing juga berambisi membangun Jalur Sutra Kubu Utara sebagai bagian proyek Sabuk dan Jalan bernilai triliun dolar. Presiden China Xi Jinping memang berupaya membangun infrastruktur untuk membangun koridor perdagangan dunia. “Inisiatif Sabuk dan Jalan Sutra itu dikritik Barat karena China membebani negara berkembang dengan utang,” kata Lanteigne.

Beberapa pemain utama Artik tetap mendukung langkah China karena hubungan ekonomi mereka yang membaik. Kemitraan dengan China di Artik bisa menjadi jaminan China untuk masuk ke kawasan tersebut. “Beberapa negara Eropa utara mendukung ekspansi China dalam perdagangan laut dan pembangunan bandara baru,” paparnya. Namun, sebagian kalangan di Dewan Artik khawatir dengan terulangnya perebutan teritorial yang dilakukan China di Laut China Selatan. Beijing mengklaim sebagian besar teritorial Laut China Selatan sebagai kekuasaannya. Mereka juga membangun infrastruktur di Kepulauan Spratly dan Paracel. Sebagai perbandingan, situasi di Artik memang relatif damai. Tidak ada ketegangan teritorial.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement