JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan perkembangan terbaru mengenai pembangunan smelter oleh PT Freeport Indonesia. Pembanguan smelter sendiri termasuk ke dalam perjanjian divestasi 51% saham PT Freeport Indonesia.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono mengatakan, dalam waktu dekat, PT Freeport Indonesia akan segera memutuskan smelter tersebut akan dibangun di mana. Namun dari hasil pembicaraan selama ini, pembangunan smelter akan dilakukan di Gresik.
Seperti diketahui, sebelumnya dalam pembangunan smelter yang direncanakan memiliki kapasitas 2 juta ton memiliki beberapa opsi yang dipilih oleh PTFI. Termasuk di antaranya adalah pembanguan smelter di Papua atau justru di Gresik.
Baca Juga: Freeport Diberi Waktu 8 Bulan Selesaikan Kajian Penanganan Limbah
"Untuk Freeport smelter dalam waktu dekat akan memutuskan itu karena mereka tidak bisa menahan lama lama. Sampai saat ini lebih cenderung ke Gresik," ujarnya saat ditemui di Kantor Ditjen Minerba, Jakarta, Rabu (9/1/2019).
Bambang menambahkan, hingga saat ini progres pembicaraan untuk pembangunan smelter masih on track. Meskipun memang belum ada progres pembangunan fisik yang dilakukan oleh PTFI.

Pasalnya lanjut Bambang, saat ini PTFI harus melakukan rekayasa terlebih dahulu sebelum dibangun. Jika proses rekayasa sukses dan dokumen seluruhnya lengkap maka PTFI langsung bisa membangun smelternya secara fisik.
Baca Juga: Limbah Freeport Bisa untuk Pembangunan Jalan dan Dibuat Batako
Lagi pula, pembangunan smelter ini pasti akan dilakukan oleh PTFI. Karena selain sebagai poin divestasi 51% saham Freeport juga sebagai syarat perpanjangan izin ekspor PTFI yang akan habis pada Februari 2019.
"Progresnya masih on track sesuai saat sebelumnya karena belum bisa melakukan fisik. Karena ini masih rekayasanya," jelasnya.
(Feby Novalius)