JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mendorong perusahaan financial technology (fintech) khususnya simpan pinjam secara online atau peer to peer landing untuk menyasar masyarakat di kawasan 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar). Pasalnya, di wilayah tersebut, masyarakat yang memang belum tersentuh oleh perbankan (unbanked).
"Itu fintech khususnya peer to peer landing harus bisa meng-adress the unbanked. Orang-orang yang saat ini tidak menerima atau tidak bisa mendapatkan layanan keuangan atau perbankan," ujar Rudiantara ditemui di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (9/1/2019).
Baca Juga: Himbara Buat Fintech Baru Berupa Sistem Pembayaran Berbasis QR
Menurut Rudiantara, dengan menyasar masyarakat unbanked tersebut maka mempercepat realisasi inklusi keuangan di Indonesia. "Kalau itu bisa dilakukan maka meningkatkan dan mempercepat inklusi keuangan. Tujuannya, itu inklusi keuangan semuanya," sambungnya.

Dia menyebutkan, hingga saat ini ada 122 kabupaten yang tercatat berada di wilayah 3T. Menurutnya, pemerintah berencana untuk memberikan insentif, berupa subsidi biaya transaksi pada fintech yang mau merambah pasar di wilayah 3T.
"Misal masyarakat tinggal di NTT, salah satu yang masuk dalam kategori 122 kabupaten. Kan di sana memang ada bank, tapi sekarang dipermudah. Bahwa transaksinya kalau pinjam pakai fintech, itu saya disubsidi. Seneng gak? seneng kan," jelasnya.
Baca Juga: Mengintip Kisruh Fintech P2P Lending di China
Rencana menyasar pasar 3T itu pun sudah disampaikan olehnya kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI). Dengan demikian, diharapkan bisa ditemukan solusi yang tepat untuk bisa menjangkau masyarakat unbaked namun tetap memitigasi terjadinya kredit bermasalah.
"Semua stake holder, apakah BI dan OJK menyediakan bagi fintech-nya suatu sistem kredit, jadi fintechnya merasa risikonya (kredit bermasalah) berkurang. Pemerintah harus punya affirmatif policy," kata dia.
(Feby Novalius)