Presiden meminta ASN lebih hati-hati dan cermat dalam mengelola uang tunjangan dihari tua. Jika dikelola dengan baik maka dapat memberikan kesejahteraan. Dia pun mendorong agar para ASN yang akan menghadapi dilakukan pendampingan.
“Proses pendampingan bagi yang akan pensiun atau purna tugas untuk berwirausaha adalah sebuah ajakan yang baik,” ujarnya.
Jokowi mengatakan jika pensiunan ingin berwirausaha pun tidak bisa asal-asalan, tapi harus benar-benar menguasai. Dengan adanya pendampingan maka ASN tahu apa yang akan dikerjakan setelah pensiun.
“Sekali lagi masa pensiun bukan berarti produktivitas berhenti. ASN bisa sejahtera, lebih sejahtera dari di masa purna tugas,” tuturnya.
Direktur Utama PT Taspen Iqbal Lantoro mengatakan bahwa banyak ASN tidak siap menghadapi pensiun. Hal ini karena banyak ASN yang khawatir bagaimana menjalani kehidupan setelah pensiun.
“Yang dikhawatirkan calon pensiun adalah kualitas hidup di masa tua, kesehatan fisik dan kesehatan finansial. Banyak calon pensiun cemas dan tidak siap menghadapi itu,” ungkapnya.
Dia mengatakan berdasarkan data yang dimiliki Taspen, ada 7 dari 10 pensiunan ASN di Indonesia yang harus melanjutkan hidup dengan bekerja. Di sisi lain sebagian besar ASN yang pensiun bergantung pada orang lain.
“70% pensiunan bergantung dari orang lain untuk memenuhi kebutuhan. Baik anak ataupun saudara,” katanya.
Taspen pun terus mendorong agar ASN mempersiapkan diri menjelang masa pensiun. Salah satunya dengan melakukan pelatihan bagi ASN yang akan memasuki pensiun untuk berwirausaha.
(Feby Novalius)