 
                Tahun lalu, Santan Batubara memproduksi 350.000 ton batu bara karena baru mulai menghasilkan pada Agustus-September 2018, atau hanya berproduksi aktif selama 3-4 bulan pada 2018.Untuk 2019, perusahaan tersebut diupayakan dapat memproduksi lebih dari 1 juta ton batu bara. Kemudian berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), perseroan mengantungi restu untuk melakukan pembelian kembali saham atau buyback.

Kata Ray Antonio, perseroan akan segera merealisasikan program buyback guna memperbaiki harga saham di pasar yang dinilai undervalued.”Sesuai aturannya, maksimum hanya 10% saham yang bisa kami beli kembali untuk disimpan di saham treasury. Menurut kami, harga saham sudah terlalu rendah [sehingga perlu distimulus melalui buyback],”ujarnya.
Selain untuk menurunkan jumlah saham beredar di publik dan meningkatkan harga, aksi korporasi ini diharapkan dapat mendorong likuiditas perdagangan emiten dengan kode saham HRUM tersebut. Maka dengan begitu akan menaikkan earning per share (EPS)perseroan. Eksekusi saham buyback tersebut akan dilaksanakan bertahap selama 18 bulan setelah memegang persetujuan dari RUPSLB. HRUM sebelumnya menggenggam saham Treasury dari aksi buyback sebesar 5,07%.
Oleh karena itu, jika buyback ini teralisasi, maka HRUM akan mengeksekusi sahamnya sebesar total 10% atau mencapai batas maksimal untuk pembelian kembali saham. Perseroan menyiapkan dana sebanyak-banyaknya Rp236,52 miliar untuk aksi korporasi ini.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)