JAKARTA - PT Adhi Karya Tbk (ADHI) akhirnya akan menyusul perusahaan plat merah lainnya untuk bergabung dalam Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Infrastruktur. Hal tersebut ditandai oleh dilepasnya status kepemilkan saham pemerintah kepada PT Hutama Karya (Persero).
Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto mengatakan, usai bergabung dengan Hutama Karya, pihaknya mengaku mengincar banyak sekali proyek-proyek. Karena dengan adanya Holding BUMN, maka komunikasi dan sinergi bisa lebih mudah.
"Banyak itu nanti, berikutnya kalau kita sudah bersinergi kan lebih baik lagi nanti," ujarnya, saat ditemui di Hotel Pullman, Jakarta, Rabu (1/2/2019).
Baca Juga: Setelah Waskita, Giliran Adhi Karya Lepas Status Persero Demi Holding Infrastruktur
Menurut Budi, beberapa proyek yang Adhi Karya incar pasca-holding adalah Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Terdekat adalah proyek SPAM di Karian Tangerang Selatan.
Selain itu, pihaknya juga akan mengincar beberapa proyek pembangunan jalur kereta api. Seperti pembangunan kereta api ringan (Light Rail Transit/LRT) Fase II yang menghubungkan dari Cibubur hingga Bogor.
"Kami akan mengembangkan proyek air, kereta api," ucapnya.
Selain itu, lanjut Budi, pihaknya juga akan menggenjot pengembangan sektor properti melalui anak usahanya yakni Adhi Properti. Untuk pengembangan sektor properti sendiri pihaknya akan menambah belanja lahan hingga 200 hektare (ha).
Belanja lahan ini sendiri nantinya dikhususkan untuk pembangunan hunian nempel stasiun (Transit Oriented Development/TOD). Adapun untuk wilayahnya nantinya akan difokuskan diwilayah Jabodetabek.
Baca Juga: Gabung Holding Infrastruktur, Waskita Karya Lepas Status Persero
"Properti sekarang kami belanja lahan TOD. banyak sekitar 50 ha akan kami tambah lagi sampai 200 ha. ada banyak lokasi di sekitar Jabodetabek. Dan kami kerjasama memanfaatkan lahan BUMN lain investasi besar," jelasnya.
Alasan Budi, menggenjot sektor properti karena sektor ini memiliki potensi yang cukup besar di 2019. Untuk Adhi Karya sendiri diperkirakan penjualannya bisa mencapai Rp4 triliun.
"Kami perkirakan penjualan properti tahun ini sampai Rp4 triliun," ucapnya.
(Feby Novalius)