Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ekspor Minyak Sawit RI 2018 Tembus 34,71 Juta Ton

Koran SINDO , Jurnalis-Kamis, 07 Februari 2019 |10:44 WIB
Ekspor Minyak Sawit RI 2018 Tembus 34,71 Juta Ton
Ilustrasi: Foto Koran Sindo
A
A
A

JAKARTA – Ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil /CPO) dan produk turunannya pada 2018 mencapai 34,71 juta ton. Angka ini meningkat 8% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 32,18 juta ton.

“Di tengah berbagai tekanan negatif terhadap industri sawit, kinerja ekspor minyak sawit dan produk turunannya meningkat 8%,” kata Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono dalam konferensi pers di Jakarta kemarin.

Secara persentase, peningkatan paling signifikan dicatatkan oleh biodiesel, yaitu sebesar 851% atau dari 164.000 ton pada 2017, meroket menjadi 1,56 juta ton pada 2018.

“Peningkatan ekspor biodiesel disebabkan Indonesia memenangkan kasus tuduhan antidumping biodiesel oleh Uni Eropa di WTO,” kata Joko.

Baca Juga: Pemerintah Curiga Ada Unsur Politik di Balik Pencekalan Sawit oleh Eropa

Peningkatan ekspor juga diikuti oleh produk turunan CPO (refined CPO dan lauric oil ) sebesar 7% atau dari 23,89 juta ton pada 2017 meningkat menjadi 25,46 juta ton pada 2018. Ekspor olechmical juga mencatatkan kenaikan 16% menjadi 1,12 juta ton pada 2018 bila dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 970.000 ton.

Sebaliknya, untuk produk CPO membukukan penurunan sebesar 8% atau dari 7,16 juta ton pada 2017, menurun menjadi 6,56 juta ton pada 2018.

“Penurunan ekspor CPO menunjukkan bahwa industri hilir sawit Indonesia terus berkembang sehingga produk dengan nilai tambah atau produk turunan lebih tinggi ekspornya dibandingkan dengan CPO,” ucapnya.

Baca Juga: Gelar Rakor, Menko Darmin Cs Dengarkan Hasil Studi tentang Sawit

Sementara menurut pasar atau negara tujuan utama secara tahunan menunjukkan peningkatan. Peningkatan ini terjadi pada beberapa negara seperti China, Bangladesh, Pakistan, dan negara-negara Afrika dan Amerika Serikat.

“2018, China naik 18%, Amerika naik 3%, dan Bangladesh 18%. Pasar lainnya juga meningkat dengan volume ekspor 6,5 juta ton. Meningkatnya pasar ekspor lain berarti kita berhasil mendiversifikasi pasar tidak hanya tergantung pasar-pasar besar,” kata Joko.

Baca Juga: Menko Darmin Sebut Sawit Jauh Lebih Efisien Dibanding Minyak Nabati Lainnya

Namun, ekspor CPO dan produk turunannya ke beberapa negara mengalami penurunan diantaranya yakni India yang turun 12% dari 7,63 juta ton pada 2017 menjadi 6,71 juta ton, negara-negara di kawasan Timur Tengah yang mengalami penurunan dari 2,12 juta ton pada 2017 menjadi 1,94 juta ton pada 2018, dan Eropa turun 5% dari 5,03 juta ton pada 2017 menjadi 4,78 juta ton pada 2018.

Joko menjelaskan, penurunan ekspor CPO dan produk turunannya ke India disebabkan kebijakan Pemerintah India yang menaikkan bea masuk impor CPO sebesar 44% dan refined products sebesar 54% yang mulai berlaku sejak 1 Maret 2018.

“Pemberlakuan regulasi ini menyebabkan impor minyak sawit India menurun tajam, khususnya di bulan April dan Mei,” papar Joko.

Kendati secara keseluruhan ekspor CPO dan produk turunannya meningkat, namun secara nilai ekspor mengalami penurunan.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement