Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Biaya Bagasi dan Mahalnya Tiket Pesawat Menurunkan Jumlah Wisatawan

Yohana Artha Uly , Jurnalis-Sabtu, 09 Februari 2019 |15:30 WIB
Biaya Bagasi dan Mahalnya Tiket Pesawat Menurunkan Jumlah Wisatawan
Ilustrasi: Foto Okezone
A
A
A

JAKARTA - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai kebijakan maskapai mengenakan bagasi berbayar dan adanya kenaikan harga tiket pesawat, bakal berdampak signifikan pada sektor pariwisata. Menurutnya, kondisi ini akan menurunkan jumlah wisatawan domestik maupun mancanegara.

"Dampaknya cukup signifikan ke pariwisata karena kalau kita lihat ternyata industri pariwisata itu salah satu tumpuan ekonomi masyarakat daerah-daerah pariwisata. Jadi yang kena dampak besar itu jangan-jangan bukan hanya Bali, dan itu akan berdampak pada wisatawan lokal maupun asing," katanya dalam sebuah diskusi di kawasan Cikini, Sabtu (9/2/2019).

Padahal pemerintah tengah gencar mendorong sektor pariwisata dengan mempromosikan 10 destinasi wisata Bali baru. Di mana menargetkan adanya kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) hingga tahun 2019.

Baca Juga: Kunjungan Wisman Meleset dari Target, BPS: Karena Bencana Alam

Pada tahun 2018, pemerintah menargetkan kunjungan wisman bisa mencapai 17 juta, sayangnya target itu tak terpenuhi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisman ke Indonesia sepanjang tahun 2018 mencapai 15,81 juta. Realisasi ini memang lebih tinggi dari tahun 2017 yang sebanyak 14,04 juta wisman.

"Artinya ketika target pariwisata itu tidak tercapai otomatis devisa dari pariwisata itu juga enggak bisa mendorong. Maka panjangnya nanti stabilitas nilai tukar Rupiah itu penguatannya karena penerbitan surat utang yang temporer, bukan karena sektor riil. Harusnya kan devisa kuat karena ekspor dan pariwisata," papar dia.

Bhima pun menekankan, pemerintah sebaiknya bisa mendorong wisatawan domestik untuk bisa memajukan pariwisata. Namun, kenyataannya, wisatawan domestik sangat sensitif terhadap harga tiket perjalanan.

Di sisi lain, pemerintah daerah di Indonesia banyak yang mengandalkan perekonomiannya dengan menjual buah tangan khas daerah masing-masing. Maka pengenaan bagasi berbayar bakal mengenakan biaya yang mahal bagi wisatawan bahkan menurunkan minat untuk membeli oleh-oleh.

Baca Juga: Jumlah Wisman di Desember 2019 Naik Jadi 1,41 Juta

Oleh sebab itu, di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi global, menurutnya sektor pariwisata perlu didorong. Hal itu dengan tidak menaikkan harga tiket pesawat atau pun pengenaan bagasi berbayar.

"Jadi satu-satunya harapan yaitu dorong leisure economy atau ekonomi jalan-jalan. Itu anak milenial ada 90 juta orang yang hobinya jalan-jalan. Jangan kemudian dihambat dengan harga tiket yang naik dan bagasi berbayar," pungkasnya.

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement