“Untuk permintaan pasar domestik masih akan terus naik. Apalagi sekarang kopi bukan hanya konsumsi, tetapi juga menjadi gaya hidup,” ujarnya. Sayangnya, menurut dia, permintaan kopi yang tinggi tidak disertai peningkatan produksi kopi. Menurutnya, ada beberapa kendala dalam hal produksi kopi, di antaranya pohon kopi Indonesia yang kebanyakan sudah tua sehingga perlu peremajaan. Daroe mengakui, sekitar 70% kopi Indonesia diekspor. Namun karena permintaan di dalam negeri cukup tinggi, ekspor menjadi turun. “Selain permintaan dalam negeri meningkat, harga kopi dunia juga turun. Jadi kita kalah bersaing dari harga, tapi dari kualitas memang kita tetap bagus,” paparnya.
Konsumsi Tinggi
Sementara itu data lain yang di rilis World Atlas menunjukkan Denmark menjadi salah satu negara paling mahal untuk membeli secangkir kopi. Segelas kopi cappuccino di negara itu rata-rata dihargai USD5,2 atau sekitar Rp73.000. Denmark tidak memproduksi kopi, tetapi mengimpor semua kopi yang mereka konsumsi. Permintaan kopi di Denmark sangat tinggi karena negara itu menjadi konsumen keempat terbesar kopi di dunia. Negara lain yang harga kopinya termasuk mahal adalah Islandia. Secangkir kopi cappuccino di negara Nordik itu mencapai USD5,05. Adapun konsumsi kopi perkapitanya sekitar 9 kg per tahun. Islandia, seperti negara-negara di sekitarnya, tidak menanam kopi, tapi mengimpor seluruh stok kopi yang dikonsumsi.
“Dengan suhu rata-rata minus 10 derajat Celsius saat musim dingin dan 20 derajat Celsius saat musim panas, banyak orang minum kopi untuk menghangatkan diri. Faktor inilah yang menaikkan permintaan dan harga secangkir kopi,“ papar laporan World Atlas. Sementara itu mengenai mahalnya harga kopi di Qatar, hal itu karena pendapatan per kapita per tahun di negara itu termasuk tinggi, yakni USD124.927 atau yang terbesar di dunia. Karena itu warga Qatar memiliki pendapatan dua kali lipat dari warga Amerika Serikat. “Otomatis dengan pendapatan warga yang tinggi, harga kopi sebesar itu tak jadi masalah,” ungkap laporan tersebut.
Dalam laporan berbeda, situs perbandingan produk bisnis ke bisnis yang berbasis di Inggris, Expert Market, baru-baru ini juga menggelar studi tentang 57 negara terbaik di dunia dalam mendorong pemuda menjadi entrepreneur. Salah satu faktor yang dipertimbangkan Expert Market adalah harga secangkir kopi di setiap negara. Dari data itu di temukan bahwa kopi paling murah ada di Bulgaria dan yang paling mahal dijual di Denmark. “Amerika Serikat (AS) memiliki harga secangkir kopi paling mahal ke 11 di dunia, turun di bawah China, Finlandia, dan Korea Selatan (Korsel),” papar hasil studi Expert Market seperti dilansir Entrepreneur.com.
(Syarifudin/Oktiani Endarwati)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)