Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

MRT Jadi Tulang Punggung Angkutan Massal

Koran SINDO , Jurnalis-Selasa, 19 Maret 2019 |11:00 WIB
MRT Jadi Tulang Punggung Angkutan Massal
Proyek MRT Jakarta (Foto: Okezone)
A
A
A

Nanti semua layanan berbasis standar pelayanan minimum (SPM) yang salah satunya mengatur naik-turun penumpang serta kenyamanan dan keamanan angkutannya. Untuk bus sedang seperti Kopaja dan Metromini akhir Maret ini sistem rupiah per kilometer baru ada di katalog daerah. Ketika mereka sudah terintegrasi dengan Transjakarta pada 2019 ini, tentu akan ada pengaturan. “Jelang pengoperasian mempersiapkan penggunaan hak pengelolaan stasiun kepada MRT termasuk pengadaan badan usaha jasa pengamanan untuk mengatur dan mengelola kawasan stasiun MRT. Jadi titik penjemputan ojek online sudah dipertimbangkan oleh MRT,” ungkap Sigit. Dengan menyelesaikan integrasi angkutan umum dan hak pengelolaan stasiun, kekhawatiran MRT menyebabkan kemacetan dapat diminimalisasi. Terpenting pola perjalanan masyarakat terlayani seluruhnya dengan angkutan umum.

Tarif LRT Velodrom dengan Transjakarta ke Dukuh Atas Rp11.000

LRT Kelapa Gading-Velodrom akan melayani perjalanan hingga Dukuh Atas dengan bantuan bus Transjakarta. Tarif sebesar Rp11.000 dinilai mampu meningkatkan layanan LRT. Direktur Utama PT LRT Jakarta Allan Tandiono mengatakan, saat ini pembangunan jembatan penghubung atau skybridge antara Stasiun LRT Velodrom dengan Halte Transjakarta Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur tengah dibangun. Dengan terhubungnya LRT dan Transjakarta hingga ke Dukuh Atas, dia optimistis penumpang LRT bisa mencapai 14.225 penumpang per hari. Allan berharap usulan tarif yang diajukan Pemprov DKI sebesar Rp6.000 disetujui DPRD.

Ujicoba MRT, Warga Manfaatkan untuk Keliling Ibukota

“Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) merekomendasikan Rp10.800 terintegrasi Trans jakarta. DKI usul Rp6.000 untuk tarif LRT saja. Kalau mau nyambung Jak Lingko pengguna nambah Rp5.000. Total Rp11.000 hampir sama dengan rekomendasi DTKJ,” ucapnya. Berdasarkan hitungan LRT, tarif keekonomian untuk LRT Jakarta yakni Rp41.655. Karena itu, Pemprov DKI harus menggelontorkan subsidi dari APBD Rp6.000 untuk LRT. Dengan demikian, subsidi yang dibutuhkan sebesar Rp327 miliar.

“Biaya modal Rp34 miliar, biaya operasi dan perawatan sarana Rp36 miliar, biaya operasi dan perawatan prasarana Rp156 miliar,” kata pelaksana tugas (PLT) Kepala Biro Perekonomian DKI Jakarta Abbas. Direktur Proyek PT LRT Jakarta Iwan Takwin menuturkan, LRT tinggal menunggu izin operasional dari Dinas Perhubungan DKI lantaran sudah ada sertifikat dari Balai Pengujian Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang telah melakukan pengujian sarana dan prasarana LRT.

“Kemungkinan Minggu ini izin operasional dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan. Akhir Maret kami targetkan sudah beroperasi,” ujarnya.

(Bima Setiyadi)

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement