JAKARTA – Mass rapid transit (MRT) Bundaran HI-Lebak Bulus diproyeksikan menjadi tulang punggung angkutan massal di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
MRT tak bisa berdiri sendiri dan harus terkoneksi dengan Transjakarta, KRL Commuter Line, serta light rail transit (LRT). “Supaya berjalan optimal, layanan MRT harus ditopang angkutan massal yang mudah diakses masyarakat baik untuk melanjutkan perjalanan setelah menggunakan MRT maupun sebaliknya saat menuju stasiun MRT terdekat,” ujar Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono di Jakarta kemarin. Menurut dia, jika operasional MRT tidak terintegrasi, bisa menimbulkan kemacetan di setiap stasiun ketika penumpang hilir mudik apalagi pada jamjam sibuk.
Baca Juga: Lebih Mahal Mana Biaya Pembangunan LRT atau MRT?
Maka itu, BPTJ terus bekerja sama dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta, PT Trans portasi Jakarta, PT MRT Jakarta, serta PT LRT Jakarta untuk menghubungkan layanan MRT. Saat ini MRT memasuki tahap uji coba untuk masyarakat umum. PT MRT Jakarta menambah kuota penumpang sejak 18 - 24 Maret 2019 karena animo masyarakat yang cukup tinggi. “Kuota di sistem pendaftaran dinaikkan dari 28.800 penumpang per hari menjadi 50.000 penumpang,” kata Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta Muhamad Kamaluddin. Tak hanya menambah kuota, PT MRT juga memperpanjang jam uji coba. Sebelumnya hanya dibuka sejak pukul 08.00- 16.00 WIB menjadi pukul 07.00-17.00 WIB.
Pada Minggu (24/3) mendatang Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan meresmikan pengoperasian MRT Bundaran HI-Lebak Bulus. “Rencananya peresmian diadakan di Stasiun MRT Bundaran HI,” ucap Direktur Keuangan PT MRT Jakarta Tuhiyat. Sebelum meresmikan MRT, Jokowi akan mencoba layanan moda transportasi massal tersebut pada hari ini. Kemarin Ibu Negara Iriana Jokowi dan Mufidah Jusuf Kalla mengikuti uji coba publik MRT dari Stasiun Bundaran HI menuju Lebak Bulus kemudian kembali lagi ke tempat awal.
Keduanya didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Kembali mengenai integrasi dan mengoptimalkan layanan MRT, Pemprov DKI terus mempersiapkan segala sesuatunya terkait rencana pengoperasian MRT pada Minggu (24/3). Pertama, dari sisi angkutan umum yang integrasinya harus diselesaikan dengan Transjakarta baik bus kecil, bus sedang, maupun bus besar dengan program Jak Lingko. Menurut pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko, untuk bus kecil terus mengalami progres yang efektif lantaran sudah ada kontrak dengan seluruh operator melalui sistem rupiah perkilometer di Badan Pelayanan Barang dan Jasa Pemerintah (BPBJ).