Menurut Bhima ini sangat bertolak belakang dengan target yang ditetapkan pemerintah. Pemerintah sendiri menetapkan peringkat EODB Indonesia bisa berada di peringkat 40.
"Target EODB juga 40 besar masih jauh (dari target)," ucapnya.
Seharusnya lanjut Bhima, pemerintah mendorong belanja yang sifatnya produktif untuk meningkatkan EODB atau ekonomi secara nasional. Seperti mendorong pembangunan infrastruktur yang memang pada awal pemerintahan Jokowi-JK menjadi program prioritas.
Pada periode 2019 ini belanja modal yang berkaitan dengan infrastruktur mengalami penurunan 9,25%. Sedangkan belanja pegawai justru naik hingga 22%.
(Feby Novalius)