4. Penjelasan Uni Eropa Tolak Sawit Asal Indonesia
Uni Eropa menolak keberadaan minyak sawit Indonesia secara halus. Di mana 28 negara anggota Uni Eropa berkomitmen untuk memastikan keberlanjutan bioenergi dan terus maju untuk memenuhi target energi dan iklim 2020 dan 2030.
Sebagai bagian dari kerangka kebijakan komprehensif Uni Eropa memiliki target baru dan mengikat mengenai energi terbarukan untuk tahun 2030 yaitu sekurang-kurangnya 32%. Target ini disetujui oleh Parlemen Eropa dan Negara-negara Anggota Uni Eropa pada bulan Juni tahun lalu melalui diadopsinya Arahan Energi Terbarukan (Renewable Energy Directive/ REDII).
5. Reaksi Uni Eropa Soal Kampanye Hitam Sawit Ri Akan Gugat ke WTO
Pemerintah Indonesia akan melawan kampanye hitam yang dilakukan oleh parlemen Uni Eropa terhadap produk minyak sawit. Salah satu langkah yang akan dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah dengan membawa permasalahan ini menuju organisasi perdagangan dunia alias World Trade Organization (WTO).
Menanggapi hal tersebut, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Vincent Guerend mengatakan, jika langkah yang diambil Indonesia untuk membawa kasus ke WTO adalah langkah yang tepat. Oleh karena itu dirinya mempersilahkan kepada pemerintah Indonesia jika memang ingin membawa permasalahan ini ke WTO.
"Jadi, langkah Indonesia itu benar, dan di negara manapun, jika ada perselisihan perdagangan memang dibawa ke WTO," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Rabu (20/3/2019).
6. Ancaman Pemerintah Indonesia Akan Boikot Produk Uni Eropa
Pemerintah Indonesia menyiapkan langkah balasan terhadap Uni Eropa yang mewacanakan untuk membatasi penggunaan produk minyak sawit. Salah satu langkah uang akan dilakukan adalah dengan memboikot produk-produk asal Uni Eropa di Indonesia.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah sama sekali tidak takut dengan penjegalan minyak sawit oleh Uni Eropa. Sebab menurutnya, pemerintah akan melakukan berbagai macam cara untuk memperjuangkan minyak sawit ini.
(Feby Novalius)