Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

RIM Dilonggarkan, Penyaluran Kredit Diharapkan Tumbuh 12%

Koran SINDO , Jurnalis-Senin, 25 Maret 2019 |10:19 WIB
RIM Dilonggarkan, Penyaluran Kredit Diharapkan Tumbuh 12%
Ilustrasi: Foto Shutterstock
A
A
A

YOGYAKARTA – Bank Indonesia (BI) optimistis tahun ini penyaluran kredit perbankan akan lebih agresif sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

BI pun berharap kredit perbankan bisa tumbuh 12% seiring dengan pelonggaran kebijakan makroprudensial melalui peningkatan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) menjadi 84%-94% dari 80%-92%.

Deputi Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Ita Rulina mengatakan, dengan RIM yang dinaikkan ini, bank sentral ingin memastikan rentang pertumbuhan kredit antara 10%-12% atau bisa ke atas. Dengan demikian, BI melonggarkan batasan kehati-hatian dari penyaluran kredit bank. Adapun kenaikan RIM itu akan berlaku 1 Juli 2019.

”Kita ingin jaga harapannya sejak dari awal tahun. Jadi dengan direlaksasi dari sekarang, bank bisa dari awal tahun untuk ekspansif,” ujar Ita di Yogyakarta, kemarin.

 Baca Juga: BI Ingin Bank Lebih Agresif Kucurkan Kredit

Dia menuturkan, BI menetapkan kenaikan batasan RIM menjadi 84-94% guna mendukung pembiayaan perbankan bagi dunia usaha.

”Karena sebenarnya tidak mudah juga bank langsung cairkan kredit. Maka dengan dilonggarkannya RIM, kita ingin perkuat sinyal ke perbankan untuk dorong kredit,” ujar Ita.

Sebelumnya RIM ada di rentang 80%-92%. Dengan batas atas 92%, ada 51 bank yang melebihi ketentuan RIM atau rentang kehati-hatian dalam menyalurkan kredit. Karena itu, RIM ditingkatkan agar bank lebih leluasa menyalurkan intermediasi.

Sedangkan yang di bawah RIM 80% itu ada 21 bank. Dengan demikian, kata dia, bank juga harus hati-hati dalam mengelola likuiditasnya. Menurut Ita, kondisi likuiditas perbankan cukup memadai namun masih banyak perbankan terlalu hati-hati dalam mengucurkan kredit sehingga ekses likuiditas meningkat.

 Baca Juga: Tren Kenaikan Suku Bunga Masih Terbuka

Likuiditas perbankan sedikit mengalami peningkatan, tercermin dari rasio AL/DPK sebesar 20,25% pada Januari 2019 lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya sebesar 19,31%,” ujarnya. Menurut dia, meningkatnya likuiditas tersebut seiring aliran kembali uang kartal pascalibur akhir tahun dan funding surplus di awal tahun sesuai pola musiman.

Di sisi lain, saat ini ada potensi perebutan dana pihak ketiga (DPK) antara bank dan pemerintah. Terlebih pemerintah saat ini sedang gencar menerbitkan surat utang sehingga bisa memengaruhi pertumbuhan DPK perbankan.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement