JAKARTA – Perusahaan penyedia jasa kesehatan Cigna Corporation merilis Survei Skor Kesejahteraan 360, yaitu tentang persepsi kesejahteraan masyarakat di 22 negara.
Dalam survei global yang dilakukan pada awal 2019 terhadap 13.200 responden itu, kesejahteraan yang di survei mengacu pada lima pilar utama, yakni fisik, keluarga, sosial, keuangan, dan pekerjaan.
“Dari hasil survei tahun ini, tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia meningkat hingga berhasil masuk ke jajaran lima besar indeks kesejahteraan global. Padahal, tahun lalu Indonesia berada di urutan ke-14,” ujar Direktur Cigna Indonesia Phil Reynolds di Jakarta kemarin.
Baca Juga: Banyak Negara Krisis Ekonomi, Gubernur BI: Kita Harus Bersyukur
Reynolds menjelaskan, Survei Skor Kesejahteraan 360 dilakukan Cigna tiap tahun. Tahun ini merupakan survei kelima. Dalam survei kali ini, skor kesejahteraan masyarakat Indonesia berada di peringkat keempat dengan indeks kesejahteraan yang melompat 4,4 poin dari 61,0 menjadi 65,4.
“Indonesia berhasil keluar dari jajaran 10 negara dengan persepsi kesejahteraan terendah,” kata dia.
Chief Marketing and Strategic Partnership Officer Cigna Indonesia Akhiz Nasution mengatakan, berkaca dari survei itu, Cigna Indonesia bisa menyiapkan produk-produk proteksi yang sesuai kebutuhan masyarakat Indonesia.
“Market di Indonesia penetrasinya masih sangat kecil, baru sekitar 2%. Lewat survei ini, kami bisa memberi kontribusi positif. Produk-produk yang kami keluarkan disesuaikan dengan kebutuhan,” papar Akhiz.
Fokus Cigna tetap menyediakan solusi holistik dari seluruh dimensi kesehatan dan mendorong masyarakat Indonesia untuk mendapatkan layanan terbaik dalam perjalanan kehidupan mereka.
Baca Juga: Cara Pemerintah Tingkatkan Kesejahteraan Emak-Emak dan Keluarganya
Dia menjelaskan, dalam survei itu terungkap, semakin banyak responden yang merasa mereka berhasil menjaga makan agar tetap sehat, memiliki waktu untuk berolahraga, berat badan ideal, dan tidur yang cukup.
“Masyarakat Indonesia juga merasa mereka semakin mampu menjaga kesejahteraan keluarga mereka, dilihat dari kemampuan menjaga kesehatan dan menjamin keuangan pasangan, anak, dan orang tua mereka. Indeks kenaikan tertinggi terlihat dari kepercayaan diri masyarakat Indonesia dalam menjamin kesejahteraan dan pendidikan anak mereka, poinnya naik 15 poin, dari 40 menjadi 55,” tutur Akhiz.
Secara keuangan, masyarakat Indonesia juga semakin percaya diri. Hal itu dilihat dari kemampuan mereka membayar kebutuhan edukasi keluarga mereka.
Selain itu, kata dia, dari survei terungkap, semakin banyak masyarakat Indonesia yang merasa puas dengan paket gaji dan kompensasi dari tempat mereka bekerja, meskipun hal tersebut harus dibayar dengan bertambahnya tanggung jawab di kantor.
Baca Juga: Menaker Hanif: Koperasi Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
Dia menjelaskan, mayoritas masyarakat Indonesia atau sebanyak 76% mengungkapkan bahwa kantor mereka menyediakan program-program kesejahteraan, seperti klub kesehatan, olahraga, kelas sharing, dan lain-lain.
Angka ini cukup tinggi ketimbang rata-rata global yang hanya 46%. Hampir setengah responden (48%) juga mengungkapkan, kantor mereka menyediakan sarana dan dukungan untuk mengurangi stres, angkanya cukup tinggi dibandingkan rata-rata global yang hanya 28%.
Direktur HR Cigna Indonesia Nefo Luhur Dradjati memaparkan, survei tersebut juga mengungkap tentang tingkat stres pada perempuan di Indonesia.
Meskipun tingkat stres di Indonesia lebih rendah dibandingkan negara-negara lain yang disurvei (77% dibandingkan 84%), di Indonesia, perempuan bekerja merasa lebih stres dibandingkan pria bekerja yaitu 84% di Indonesia dibandingkan 76% secara global. Biasanya, lanjut dia, perempuan stres karena tekanan pekerjaan, memikirkan kondisi keuangan keluarga, dan keuangan pribadi. (Hatim Varabi)
(Dani Jumadil Akhir)