Sepanjang tahun 2019, investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp13,417 triliun dan pada Jumat lalu, investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp435,06 miliar. “Sementara itu, total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2019 adalah 24 emisi dari 18 emiten senilai Rp20,68 triliun,” ungkap dia.
Dengan pencatatan ini maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 400 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp424,33 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 117 emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 101 seri dengan nilai nominal Rp2526,99 triliun dan USD400 juta.
EBA sebanyak 10 emisi senilai Rp9,32 triliun. Dihubungi terpisah, Research Analyst PT MNC Sekuritas Roro Nurulita Harwaningrum melihat potensi pertumbuhan yang positif dari PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO).
Perseroan merupakan salah satu perbankan nasional yang punya peran penting dan strategis dalam perkembangan sektor agrobisnis di Indonesia. AGRO juga merupakan satu anak usaha yang dimiliki oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sejak tahun 2011 dengan total kepemilikan saham sebesar 87,10%.

Menurut Roro, potensi pertumbuhan yang positif dari perseroan berdasarkan kinerja sepanjang tahun 2018. AGRO berhasil meraih laba bersih Rp204,21 miliar pada tahun 2018 atau tumbuh 45,35% dibandingkan tahun lalu (year on year /YoY) walaupun net interest margin (NIM) mengalami penurunan ke level 3,50%, turun dibandingkan 3,76% pada tahun 2017, di mana penurunan tersebut seiring dengan industri.
Kinerja tersebut didorong oleh efisiensi yang dilakukan (BOPO 2018 turun ke level 82,99% dari 86,48% pada 2017), serta penyaluran kredit yang mampu tumbuh 42,70% YoY menjadi Rp15,67 triliun. “AGRO memiliki peluang pertumbuhan di era persaingan yang ketat dan transformasi digital,” papar Roro.
Beberapa kunci strategis pengembangan perusahaan ke depan antara lain penguatan permodalan menuju Bank BUKU III serta pendanaan jangka panjang untuk menunjang sustainability penyaluran kredit, diversifikasi penyaluran kredit tidak hanya terkonsentrasi pada industri sawit, namun juga ke industri perkebunan lain seperti tebu, kelapa, maupun tanaman industri. Di sisi lain, AGRO berupaya meningkatkan banking transaction guna mendukung peningkatan fee based income.
(Kunthi Fahmar Sandy)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)