Operasional delapan rangkaian kereta sesuai jadwal mulai pu kul 05.30-22.30 WIB. Bah kan, penumpang per hari men capai 70.000-80.000 melebihi dari target 65.000 penumpang. Namun, diakui Kamal, ticketing memang masih menjadi masalah dan terus dalam perbaikan.
Khususnya vending machine atau mesin tiket yang saat ini dalam proses uji coba. Menurut dia, dalam waktu dekat ini vending machine segera me layani sebagai solusi antrean penumpang di loket. “Antrean masih dalam tahap wajar. Tidak ada penambahan loket. Justru yang kami kejar itu operasional vending machine. Kalau sudah yakin 100%, ven ding machine akan dioperasikan untuk mengurangi antrean,” kata Kamaludin saat dihubungi kemarin.
Harus Belajar dari Commuter Line
Wakil Ketua Masyarakat Trans portasi Indonesia Djoko Setijowarno menyayangkan langkah MRT Jakarta yang membuka satu loket. Ia melihat kondisi ini membuat penumpukan penumpang terjadi. “B agaimana penum pang mau nyaman, kalau dia saja terhambat untuk masuk dan ke luar,” kata Djoko.
Djoko melihat sebagai transportasi berbasis rel baru, MRT seyogianya belajar dari PT Kereta Commuter Indonesia (KCI). Pengalaman bertahun tahun membuat KCI mengenal betul perilaku masyarakat dalam kereta.
Termasuk mengantisipasi antrean yang terjadi, KCI telah membuat beragam sistem untuk membantu mengatur penumpang, dengan sistem antrean yang baik. Ia kemudian teringat saat mencoba sistem tapping KCI awal periode 2013. Kala itu sistem dan mesin terkendala menyebabkan antrean mengular di beberapa stasiun.
KCI ke mudian membuka secara manual, hingga akhirnya antrean itu bisa dikendalikan. Djoko melihat dalam sistem mesin yang error sangatlah wajar bila terjadi di MRT. Sebagai transportasi baru, MRT rentan terhadap masalah ini. Hanya, ia menyayangkan sistem loket yang dibuka hanya satu. “Ini jadi pelajaran. Harus ada petugas di sana. Apakah ini MRT kekurangan orang? Saya rasa tidak, mereka tidak mau belajar,” ucapnya.
Kepada MRT, Djoko mengingatkan agar perusahaan itu bisa mendorong orang beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum. Karena itu, kenyamanan diperlukan. “Jadi kalau tidaknyaman, mana orang mau pakai transportasi umum,” tandasnya. (Bima Setiyadi/Yan Yusuf)
(Dani Jumadil Akhir)