JAKARTA - Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, penyebab ekonomi Indonesia masih di tumbuh di kisaran 5% karena masih ditopang oleh komoditas. Hal ini juga yang membuat potensi ekonomi nasional tertinggi berada di level 5,3%.
"Selama ini pertumbuhan ekonomi Indonesia bergerak di 5%-5,1%. Pertumbuhan ekonomi potensial enggak bisa di atas 5,3%, karena secara nasional masih bergantung dengan sumber daya alam hasil tambang dan perkebunan," ujar dia dalam acara Musrembang DKI Jakarta di Balai Agung, Jakarta, Rabu (10/4/2019).
Baca Juga: DKI Jakarta Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Dia menjelaskan, ketergantungan pada komoditas membuat ekonomi Indonesia turut bergejolak ketika harga komoditas turun. Oleh sebab itu, perekonomian perlu didorong oleh investasi, khususnya di industri manufaktur.
Bambang mencontohkan, seperti Jakarta yang perekonomiannya mampu tumbuh melampaui ekonomi nasional karena ditopang oleh investasi di sektor jasa dan industri manufaktur. Pada tahun 2018 ekonomi Jakarta tumbuh 6,17%, lebih tinggi dari nasional yang sebesar 5,17%.
"Jakarta sudah bergerak di manufaktur dan jasa. Maka menjadi kota jasa itu penting untuk dipertahankan dan diperkuat (oleh Pemprov DKI Jakarta," jelas dia.
Oleh sebab itu, lanjutnya, pemerintah pusat saat ini tengah mendorong pertumbuhan dengan menarik investasi, melalui terobosan pengajuan izin usaha yakni Online Single Submission (OSS). Di mana dengan semakin meningkatnya investasi dapat menekan tingkat pengangguran dan kemiskinan.
"Jadi tidak terus bergantung terhadap harga komoditas, tapi bergantung pada investasi, dan SDM sebagai sumber pertumbuhan yang berkualitas," katanya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)