Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Menperin Blak-blakan soal Industri di Indonesia

Giri Hartomo , Jurnalis-Senin, 15 April 2019 |17:53 WIB
Menperin <i>Blak-blakan</i> soal Industri di Indonesia
Ilustrasi: Foto Okezone
A
A
A

JAKARTA - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memastikan jika saat ini Indonesia sama sekali tidak mengalami deindustrialisasi atau penurunan sekitar industri. Apalagi jika hanya dilihat dari kontribusi sektor industri terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Menurut Airlangga, memang secara presentase ada penurunan angka. Akan tetapi secara nilai, angka kontribusi industri terhadap PDB semakin besar.

Sebagai gambaran pada tahun 1998, kontribusi sektor industri terhadap PDB mencapai 30% akan tetapi secara nilai hanya USD95 miliar. Sedangkan saat ini kontribusi sektor industri terhadap PDB Indonesia tembus USD1 triliun meskipun secara presentase hanya 20%.

 Baca Juga: Penerapan Industri 4.0 Dongkrak PDB hingga USD150 Miliar

Oleh karena itu lanjut Airlangga, sangat tidak bijak jika dibanding-bandingkan dengan masa lampau. Karena secara pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita saja, Indonesia sudah jauh tumbuh berkembang dibandingkan dahulu.

"Pertama, tadi sudah disampaikan bahwa dunia ini new normal. Jadi di tahun 1998, zaman ayah saya, sektor industri menyumbang itu 30% tapi PDB kita hanya USD95 miliar," ujarnya saat ditemui di ICE BSD, Tengerang, Senin (15/4/2019).

Lagi pula lanjut Airlangga, saat ini tren presentase industri di berbagai negara memang berada di kisaran 20%. Bahkan negara industri seperti China ataupun Jepang yang juga berada dibawah 30%.

"Jadi kalau bicara begitu maka China pun tidak masuk negara industri. Jepang itu juga di bawah (30%), Jerman sama dengan Indonesia 20%," katanya.

Bahkan menurutnya, negara Jerman yang terkenal dengan industrinya kontribusi terhadap PDBnya sama dengan Indonesia. Artinya ada perubahan tren kontribusi industri terhadap PDB bagi negara-negara dunia.

"Sekarang Jerman dan Indonesia sama-sama 20% artinya apa? Ya negara industri standar baru itu di 16,5% karena itu ada yang namanya service related to the industry," jelasnya.

 Baca Juga: Wapres JK: Era Industri 4.0 Manusia Tetap Dibutuhkan

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga membantah tentang deindustrialisasi di Indonesia. Deindustrialisasi sendiri muncul dikarenakan, Indonesia tidak memproduksi apapun dan hanya menerima barang dari luar negeri.

"Tidak benar itu (Indonesia mengalami deindustrialisasi)," ujarnya.

Menurutnya, setiap tahunnya industri tumbuh dikisaran 5%. Hal ini cukup positif sebab menurutnya, pertumbuhan industri diatas sedikit dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sebesar 5,17%.

“Pertumbuhan industri kita juga 5% per tahun tidak ada yang berkurang,” kata JK

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement