JAKARTA - Beberapa hari menjelang puasa, tiket pesawat masih menjadi persoalan yang belum terselesaikan. Padahal pemerintah sendiri melalui Kementerian Perhubungan sudah menaikan batas bawah tarif tiket pesawat sebesar 5%.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, hingga saat ini tarif tiket pesawat masih belum kondusif. Dirinya juga mendengar beberapa kalangan masyarakat mengeluhkan harga tiket pesawat yang masih mahal.
"Perhubungan udara sama pasti masalahnya tarif. Ini saya laporkan tarif belum kondusif," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (25/4/2019).
Baca Juga: Menko Darmin Panggil Rini hingga Bos Garuda Bahas Tiket Pesawat
Menurut Budi, diperlukan kerjasama antara pemerintah dan stakeholder lainnya untuk menyelesaikan masalah tiket ini. Utamanya adalah dari pihak maskapai seperti Garuda Indonesia.
Oleh karenanya, dirinya meminta bantuan kepada Kementerian BUMN sebagai induk dari Garuda Indonesia untuk memberikan arahan. Sebab, Garuda saat ini masih menjadi market leader untuk berbagai maskapai penerbangan lain.
"Kami minta kepada Kementerian Perekonomian dan Kementerian BUMN untuk turut serta juga untuk mengatur tarif dari penerbangan," ucap Budi.
"Khususnya Garuda. karena Garuda ini market leader di situ, kalau dia menetapkan tarif batas atas semunya, maka yang lain ikut. Tapi kalau dia turun sebagaian, yang lain juga akan turun," imbuhnya.
Baca Juga: Menko Darmin Ambil Alih Bereskan Mahalnya Tiket Pesawat
Sementara itu, saat ditanyai mengenai wacana penerapan sub-price, Mantan Direktur Utama Angkasa Pura II itu menyebut masih dalam proses pengkajian. Lagipula, pihaknya masih menunggu arahan dari Kementerian Koordinator baik itu Bidang Perekonomian maupun Kemaritiman.
"Sub-price itu kan represive ya, saya itu enggak mau yang represif, tapi kalau nanti diperintahkan Kemenko Perkonomian untuk saya melakukan, ya saya lakukan," katanya.
(Dani Jumadil Akhir)