JAKARTA - Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) menginginkan agar komunikasi antara Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dan regulator dalam hal ini pemerintah bisa lebih baik lagi. Hal tersebut disampaikan dalam Rapat Koordinasi ATI yang diselenggarakan pada hari ini.
Ketua Umum ATI Desi Arryani mengatakan, komunikasi antara BUJT, investor dengan pemerintah sangat penting. Karena dalam pengoperasian dan pembangunan jalan tol, ketiganya memiliki keterkaitan yang sangat erat.
"Komunikasi antara BUJT dan BPJT kami belum melibatkan stekholder lain. Ke depan kita berharap berkembang seperti rakor-rakor seperti ini yang kami laksanakan secara rutin yang kami harapkan keberimbangan antara regulator dan investor," ujarnya dalam acara Rakor ATI di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (29/4/2019).
Baca Juga: Konsumsi BBM Selama Mudik Lebaran Diprediksi Naik 15%
Salah satu contohnya adalah dalam persiapan menghadapi musim mudik Lebaran yang saat ini memang terus dipersiapkan. Menurutnya, koordinasi antara pemerintah dan BUJT sangat dibutuhkan untuk bagaimana bersama sama memberikan pelayanan yang terbaik saat Lebaran.
Memang dari sisi aturan pemerintah memiliki wewenang terhadap pengaturan jalan tol. Namun yang mengetahui kondisi di lapangan adalah para BUJT sebagai operator jalan tol.
"Kami bersama-sama sedang berusaha mencari tahu terobosan baru sehingga mudik, arus balik jauh lebih baik masyarakat akan mudik balik dengan aman dan nyaman," jelasnya.
Baca Juga: Tol Trans Jawa Tersambung, Begini Persiapan Penyaluran BBM Selama Mudik
Menurut Desi dengan semakin baiknya kerjasama dan komunikasi pemerintah dengan Badan Usaha maka pembangunan jalan tol juga akan semakin baik. Pembangunan jalan tol yang baik akan membuat ekonomi Indonesia juga semakin baik karena memperlancar arus logisitik.
"Dengan makin baiknya hubungan regulator pemerintah dan badan usaha tentunya pembangunan di negeri kita akan terus makin berkembang dan menerima manfaatnya adalah masyarakat Indonesia itu sendiri," jelasnya.
(Feby Novalius)