Menurutnya, penurunan EBITDA yang tidak banyak pada tahun lalu sebagai bukti efisiensi yang dilakukan perseroan. Rapat umum pemegang saham juga menyetujui pengunduran diri Ricky Budiarto dari jajaran direksi. Sebagai informasi, di kuartal pertama tahun ini, perseroan berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp1,37 triliun per kuartal I-2019. Angka ini naik 42,43% secara year on year (yoy) dari Rp962,93 miliar.
Peningkatan ini sejalan dengan volume penjualan crude palm oil (CPO) yang naik dua kali lipat, dari 82.000 ton menjadi 166.000 ton. Sayangnya, meskipun terjadi peningkatan volume penjualan, harga rata-rata CPO DSNG turun sebesar 20% dari Rp7,7 juta per ton menjadi Rp6,1 juta per ton. Peningkatan volume penjualan tersebut juga sejalan dengan kenaikan produksi CPO per kuartal I-2019, yakni sebesar 61% yoy menjadi 129.000 ton.
Kenaikan produksi ini, kata Andrianto, sejalan dengan membaiknya produktivitas kebun dalam beberapa bulan terakhir dan adanya tambahan produksi CPO dari perusahaan yang diakuisisi DSNG pada akhir 2018.”Sejak semester II-2018 sampai dengan kuartal I-2019, yield kebun kami sudah kembali ke pola produksi seperti dua tahun lalu yang menunjukkan recovery dari musim kering berkepanjangan,” ujarnya.
(Rani Hardjanti)