Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Digempur Produk China, Perajin Logam Ini Tetap Eksis Cetak Omzet Rp50 Juta/Bulan

Widi Agustian , Jurnalis-Minggu, 19 Mei 2019 |18:16 WIB
Digempur Produk China, Perajin Logam Ini Tetap Eksis Cetak Omzet Rp50 Juta/Bulan
Foto: Pengolahan Logam di Desa Cibatu, Sukabumi
A
A
A

SUKABUMI - Pengolahan logam telah menjadi usaha turun temurun bagi warga Desa Cibatu, Kecamatan Cisaat, Sukabumi. Sekira 80% masyarakat di daerah tersebut berprofesi sebagai perajin logam.

Hal ini pula yang dilakoni oleh H Enjon Hasanudin. Pak Haji, begitu biasanya dia disapa, merupakan generasi ketiga dari keluarganya yang merupakan perajin logam.

Sang kakek, kata dia, sudah menjadi perajin logam sejak zaman penjajahan Jepang. Sementara ayahnya memulai menjadi perajin logam sejak masih muda.

"Saya mulai (jadi perajin logam) sejak lulus sekolah," kata Pak Haji di toko yang memamerkan hasil karyanya di Cibatu, Sukabumi, Minggu (19/5/2019).

Baca Juga: Jajal Bisnis Kue Lapis Legit Kukus, Begini Hitungan Modalnya

Dulu, dia mengatakan, paling mampu memproduksi 10 golok tiap Minggu. Tapi kini, dia mampu membuat hingga ratusan.

Hal ini didukung oleh kemajuan teknologi. Kalau dulu proses pembuatan secara manual, kini dirinya dibantu oleh teknologi canggih, termasuk laser untuk membuat motif di produk kerajinan logamnya.

Hasil karya kerajinan logam yang diproduksinya pun kini telah berkembang dan menjadi semakin bervariasi. Pak Haji menegaskan, produk logam apapun, asal ada contohnya, dia menjamin bisa membuatnya.

Perajin Logam Sukabumi Enjon Hasanudin

Desa Cibatu yang awalnya terkenal dengan kerajinan logam berbentuk golok yang khas, kini telah berkembang. Golok khas Cibatu sendiri terbuat dari baja, dengan Bahan pegangan atau gagang yang terbuat dari tanduk.

"Tapi kini, kita sudah bisa buat macam-macam (produk)," kata laki-laki yang telah berusia sekira 43 tahun ini.

Kini, tidak hanya golok yang diproduksi perajin logam di Cibatu. Mereka juga memproduksi ragam kerajinan lainnya, misalnya pisau sangkur, samurai (katana), keris, borgol, bermacam peralatan berkebun dan banyak lainnya.

Produk-produk karajinan buah karya Pak Haji pun telah merambah sejumlah daerah, misalnya ke Surabaya, hingga sejumlah daerah di Sumatra dan Kalimantan. "Untuk sangkur sudah sampai ke Malaysia," tambah dia.

Baca Juga: Cari Untung dari Jualan Nasi Goreng, Ini Hitungan Modalnya

Untuk pemasaran, di era internet sekarang ini, Pak Haji juga memanfaatkan sosial media. "Dulu door to door. Bawa barang tawarin ke toko-toko, ke instansi. Kalau sekarang pakai medsos," kata dia.

Produk termurah yang dia jual adalah pisau dapur biasa. Harganya sekira Rp15.000. Harga yang sama juga dibanderol untuk borgol kecil untuk jari.

Paling mahal, Pak Haji menjelaskan, harganya bisa mencapai Rp3 juta, yakni untuk samurai.

"Kelebihannya bisa putus paku yang ukuran standar 5 cm. Tapi itu pesan khusus. Proses bikinnya tiga mingguan," kata dia.

Alhasil, kerja kerasnya kini semakin membuahkan hasil. Omset yang dicetaknya kini di atas Rp50 juta tiap bulan. "Sekitar itu lah," ucap dia.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement