Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Antam Jajaki Kerjasama dengan 2 Perusahaan China

Feby Novalius , Jurnalis-Senin, 20 Mei 2019 |20:01 WIB
Antam Jajaki Kerjasama dengan 2 Perusahaan China
Foto: Feby Novalius (Okezone)
A
A
A

JAKARTA - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) akan melakukan penandatangan perjanjian kerjasama dengan dua perusahaan swasta China, yakni Shandong Xinhai dan Huayou Cobalt Company Ltd.

Direktur Utama Antam Arie Prabowo mengatakan, Antam tengah menjajaki dengan Shandong Xinhai, sebuah perusahan feronikel terbesar di China dengan produksi hingga 240.000 ton.

"Jadi rencananya kita kerjasama dengan Shandong, kenapa dengan mereka karena Shandong bersedia tidak majority baik di upstream ataupun midstream. Target tiga kita sudah detail agreement dengan nilai investasi USD1,2 miliar," ujarnya, di Jakarta, Senin (20/5/2019).

Dengan Shandong, Arie mengatakan, Antam akan membuat produksi nikel kelas dua sebesar 40-48 ribu ton, stainless sebesar 600.000 ton.

Sementara itu, dengan Huayou Cobalt Company Ltd, Antam akan memproduksi nikel kelas satu atau material untuk kebutuhan baterai. Pabrik tersebut rencananya akan dibangun di Pulau Gag, Papua.

"Nilai investasinya USD6-USD12 miliar, kerjasama ini akan menjadikan produksi Antam semakin sustain. Ini kerjasama kita dengan Inalum juga," ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Inalum (Persero) Budi G Sadikin mengatakan, penjajakan kerja sama dengan Huayou dilakukan karena perusahaan tersebut berpengalaman di industri tambang, khususnya pada mineral cobalt, nikel, dan lithium terintegrasi. Huayou juga sukses menjalankan hilirisasi tambang di China.

"Inalum terus secara agresif mencari mitra strategis yang bisa memberikan akses di bidang teknologi dan memiliki pengalaman yang mumpuni. Huayou merupakan salah satu mitra strategis yang ingin kami ajak kerja sama karena telah berpengalaman di industri hilirisasi tambang dan juga pernah bekerja sama dengan berbagai perusahaan kelas dunia," jelasnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, Holding Industri Pertambangan melalui Inalum dan ANTAM juga berencana untuk membangun pabrik berteknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) dan Rotary Kiln-Electric Furnace ( RKEF) lewat kerja sama dengan Huayou. Kedua pabrik ini bisa mendorong hilirisasi nikel menjadi bahan baku baterai litium.

Sejak pertengahan tahun lalu, Huayou berencana untuk membangun smelter nikel di Indonesia untuk memenuhi permintaan akan komoditas tersebut di industri baterai. Perusahaan tersebut akan menginvestasikan USD1,83 miliar di Indonesia dan saat ini sedang mencari rekan lokal.

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement