Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mengintip Bisnis Rental Keluarga yang Populer di Jepang

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Senin, 03 Juni 2019 |20:10 WIB
Mengintip Bisnis Rental Keluarga yang Populer di Jepang
Ilustrasi: Foto Reuters
A
A
A

Mengingat siapa anak saya

Setiap staf di Family Romance hanya dapat menjadi bagian dari lima keluarga, tetapi karena Ishii memulai perusahaannya sendiri, ia saat ini merupakan 'anggota' dari 25 keluarga

Total 35 anak menganggapnya sebagai ayah kandung mereka dan ia menjaga 69 hubungan palsu sebagai teman atau saudara.

"Saya harus memastikan bahwa saya memeriksa informasi tentang satu keluarga setiap hari sebelum saya tiba di rumah mereka. Saya punya buku catatan dengan setiap nama dan perincian yang saya butuhkan," kata Ishii.

"Kadang-kadang saya lupa nama panggilan atau semacamnya, jadi saya pergi ke kamar mandi dan memeriksa buku catatan saya."

Ia berkata tantangan tersebut tidak menghalanginya dari menjalankan tugas-tugas orang tua, seperti mengantar anak-anak ke sekolah di pagi hari, pertemuan sesekali, acara olahraga di sore hari, dan makan malam.

"Pekerjaan saya banyak dan saya tidak punya hari libur," ujarnya.

"Saya memutuskan bahwa waktu pribadi saya adalah antara tengah malam dan jam 3 pagi, tidak peduli seberapa lelahnya saya. Saya menonton film, saya menggambar ... Itu liburan saya. Saya tidur sekitar tiga jam sehari.

Bisnis dan perasaan

Ishii belum menikah dan tidak memiliki anak—juga tidak ingin. Ia merasa bahwa, jika ia memulai keluarganya sendiri, ia tidak akan bisa melepaskan kekhawatirannya tentang perasaan semua orang di 25 keluarga lainnya.

"Bagaimana perasaan mereka jika saya benar-benar menikah dengan seseorang?" kata Ishii.

"Jika saya punya anak sungguhan, saya juga akan takut melihat mereka sebagai keluarga palsu lainnya dan semuanya menjadi kacau."

Ishii mengatakan bahwa, meskipun karakternya harus penuh kasih sayang terhadap keluarga dan teman-teman mereka, bisnis ini didasarkan pada saling pengertian antara aktor dan klien tentang batas-batas hubungan mereka.

Mereka tidak bisa berciuman atau berhubungan seks, misalnya—hanya berpegangan tangan. Perusahaan ini menawarkan 30 jenis layanan dan masing-masing dilengkapi dengan manual peraturannya sendiri.

Klien membayar 20.000 yen (sekitar Rp2,6 juta) untuk ditemani selama empat jam, plus ongkos transportasi dan makanan. "Tidak murah untuk seorang ibu tunggal," kata Ishii.

Kenyataan pahit

Slogan Family Romance adalah "kebahagiaan di atas kenyataan" tetapi dalam jangka panjang, kebenaran sulit disembunyikan.

Ishii mengingat salah seorang 'putri'-nya yang berusia 20 tahun dan masih percaya bahwa ia adalah ayah kandungnya.

Ishii merasa para orang tua harus mengungkapkan kebenaran kepada anak-anak mereka pada suatu saat. "Tapi aku tidak bisa memutuskan itu," katanya dengan rasa sesal.

Sang pengusaha percaya jasanya "dibutuhkan" dalam masyarakat yang kesulitan berurusan dengan individualitas.

"Budaya Jepang ramah, menghormati, dan menghargai orang lain. Sisi buruknya ialah kami terlalu khawatir tentang sanksi moral atau apa yang orang lain pikirkan tentang kami," ujarnya.

"Sulit bagi kami untuk menjadi apa yang kami inginkan dan mengekspresikan diri dengan cara kami sendiri."

"Akan lebih baik jika masyarakat tidak membutuhkan layanan semacam ini, tetapi kenyataannya tidak seperti itu."

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement