JAKARTA - Nilai euro telah berfluktuasi dalam 17 tahun sejak beredar, seperti halnya semua mata uang lainnya. Bedanya, nilai utama euro lebih dari sekadar moneter.
Memang, sulit memikirkan mata uang lain yang begitu memuat ambisi tinggi dan idealisme politik, dan dengan drama Brexit yang terus berlanjut dan ketegangan internal di tubuh Uni Eropa, makin dari euro menjadi semakin kuat.
Melansir BBC, Jakarta, Selasa (11/6/2019), sebagai salah satu mata uang baru di dunia, proses kelahirannya yang panjang dan berlarut-larut telah didokumentasikan dengan cermat.
Baca Juga: Cari Sumber Pembiayaan Baru, BI Buka Transaksi Swap dengan Euro
Ini adalah kisah pertemuan, negosiasi, perjanjian, dan pertemuan lagi; hampir seluruh jajaran pemerannya terdiri dari politisi dan pegawai negeri. Kisah yang, dengan kata lain, mungkin akan membuat jantung seorang sejarawan berdebar-debar.
Tapi yang jauh lebih misterius dan banyak diperdebatkan adalah bagaimana euro memperoleh simbolnya yang dikenal di seluruh dunia.
Nama mata uang baru ini dipilih di Madrid pada tahun 1995. Diduga berasal dari saran dari seorang guru asal Belgia dan penggemar bahasa Esperanto, "euro" menang atas serangkaian kontender lainnya, termasuk "ducat" yang disebut-sebut dalam karya Shakespeare.
Pertimbangan penting adalah bahwa nama mata uang baru ini harus sama dalam semua bahasa resmi Eropa, dan keseragaman juga dianggap vital untuk simbol yang akan mewakilinya.
Baca Juga: Nasib Euro Tergantung Kondisi Politik di Eropa
Tidak seperti simbol mata uang lama yang telah berevolusi secara organik selama berabad-abad, simbol euro dirancang oleh komite.
Simbol tersebut harus tersusun dari tiga elemen kunci: harus menjadi simbol Eropa yang sangat dikenal, harus mirip dengan simbol mata uang yang sudah terkenal, dan harus indah dan mudah ditulis dengan tangan.
Staf Komisi Eropa bertanggung jawab menyusun daftar lebih dari 30 kemungkinan desain. Daftar ini kemudian dipangkas menjadi 10 dan diserahkan kepada publik.
Dua desain mendapat paling banyak suara, dan kemudian Presiden Komisi Eropa Jacques Santer dan Yves-Thibault de Silguy, komisaris yang bertanggung jawab dalam urusan ekonomi dan keuangan, diminta untuk memilih di antara keduanya.
Ketika simbol yang dipilih diresmikan pada bulan Desember 1996, ia disambut oleh surat kabar yang sekarang sudah tutup, The European, yang menyebutnya "tepat dan percaya diri, seperti pretzel post-modern".