Pada tahun ini PT HAS juga sedang menjajaki melakukan ekspor kedua negara baru. “Pada tahun 2019, HAS menargetkan untuk ekspor ke Australia dan Kanada, saat ini perseroan sedang dalam proses pembuatan sertifikat DNV GL sebagai syarat untuk ekspor ke Australia,” ujarnya.
Menurut William, pada kuartal I/2019 perseroan membukukan kenaikan penjualan sebesar 55% menjadi Rp357 miliar dibandingkan dengan periode sama tahun sebelum nya sebesar Rp230 miliar. Peningkatan penjualan tersebut sebagian besar dipicu oleh ke naikan dari penjualan anak-anak usaha perseroan. Dengan kenaikan tertinggi terjadi pada PT HAS yang naik 258% men jadi Rp129 miliar.
“Pada kuartal pertama ini porsi penjualan HKMU yang berasal dari segmen bisnis perdagangan menyusut menjadi 60%, sedangkan sisanya segmen bisnis manufaktur, ke depannya kami berkomitmen menjadi kan porsi manufaktur dan perdagangan menjadi 50:50,” katanya.
Secara terpisah, perusahaan industri serat stapel buatan dan industri non moven (bukan tenunan), PT Inocycle Technology Group, berencana melakukan pencatatan saham perdana (Initial Public Offering) di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI).
Baca Juga: Melantai di Bursa, Saham Communication Cable Systems Naik 30,4%