INDRAMAYU - Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, mencatat sebanyak 5.666 hektare sawah gagal panen atau puso dikarenakan kekeringan yang melanda daerah itu.
"Dari data terakhir yaitu per 24 Juli, ada 5.666 hektare persawahan yang gagal panen," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu Takmid melansir laman antaranews, Indramayu, Sabtu (27/7/2019).
Baca juga: Kemarau, 700 Hektare Sawah Gagal Panen
Takmid mengatakan cuaca ekstrim di Indramayu mengakibatkan distribusi air ke lahan pertanian mengalami kendala, disebabkan minimnya debit air dari beberapa waduk.
Selain itu, persoalan lainnya adalah kendala infrastruktur irigasi yang rusak, sehingga air tidak sampai ke areal persawahan dan mengakibatkan kekeringan. "Saat ini cuaca juga ekstrim, jadi banyak persawahan yang mengalami kekeringan," tutur Takmid.
Baca juga: Mentan Jamin Bangun Kembali Pertanian di Konawe Utara
Dari 120 ribu hektare sawah di Indramayu lanjut Takmid, yang mengalami kekeringan ringan seluas 3.184 hektare, sedang 2.436 hektare dan kekeringan berat 4.218 hektare. "Sementara yang terancam kekeringan itu seluas 6.935 hektare," katanya.
Dari semua persawahan yang mengalami kekeringan baik ringan, sedang maupun berat bisa berpotensi gagal panen apabila pada minggu-minggu ini tidak teraliri air.
Baca juga: Menteri Amran Ajak Masyarakat Mandiri Pangan
Sementara itu, Prakirawan Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jatiwangi Majalengka Ahmad Faiz mengatakan selama tiga bulan Kabupaten Indramayu berpotensi tanpa ada hujan dan ini perlu diwaspadai oleh semuanya.
"Dari peta monitoring, Kabupaten Indramayu paling terdampak, di mana selama 94 hari tanpa hujan," kata Ahmad Faiz.