Pada 1957, ketika Soekarno meresmikan provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, terbesit keinginan untuk memindahkan ibu kota ke wilayah yang lebih aman. Ketika itu dia melihat Kalimantan Timur cocok menjadi ibu kota.
"Jadi sepanjang sejarah ada faktor pendorong keingingan Bung Karno jadikan pusat negara di tengah Pulau Kalimantan," tuturnya.
Di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) faktor pendorong pemindahan ibu kota bukan lagi soal adanya situasi genting atau darurat. Melainkan beban Jakarta yang semakin besar.
Kemacetan di Jakarta akan semakin bertambah, kemudian diprediksi dalam 40 tahun ke depan 95% wilayah Jakarta akan tenggelam.
"Jadi faktor pendorong (memindahkan ibu kota) itu ada. Ada harapan ditempatkanya ibu kota melihat dan mewujudkann pembangunan menoleh ke timur," ujarnya.
(Feby Novalius)