JAKARTA - Pangeran Harry dari Kerajaan Inggris sedang memimpin proyek pariwisata berkelanjutan global untuk mengurangi dampak negatif sektor pariwisata yang sedang booming di bumi saat ini.
Proyek ini dinamakan Travalyst yang bertujuan untuk memanfaatkan industri pariwisata sebagai katalis untuk kebaikan dengan mendorong perusahaan perjalanan dan wisatawan untuk mempertimbangkan dampak yang mereka miliki terhadap ekosistem, komunitas, satwa liar dan polusi.
Baca Juga: 26% Ikan di Laut Terkontaminasi Sampah Plastik
Rencana besar Pangeran Harry ini telah didukung oleh pelaku usaha di sektor industri pariwisata seperti Booking.com, SkyScanner, TripAdvisor, Visa dan situs perjalanan Cina CTrip, untuk mempromosikan pendekatan yang lebih berkelanjutan untuk perjalanan global.
“Pariwisata memiliki kekuatan yang tak tertandingi untuk membuka pikiran orang terhadap budaya yang berbeda, pengalaman baru dan untuk memiliki apresiasi mendalam terhadap apa yang ditawarkan bumi kita” kata Pangeran Harry dilansir dari Fortune.com, Rabu (4/9/2019).
Pangeran Harry menambahkan bahwa pariwisata semakin berkembang dan sangat penting untuk mempercepat penerapan praktik-praktik berkelanjutan di seluruh dunia dan untuk menyeimbangkan pertumbuhan ini dengan kebutuhan lingkungan dan populasi lokal.
Baca Juga: Kemenhub Alokasikan Rp2,55 Triliun untuk Pengembangan Destinasi Pariwisata Prioritas
Menurut Organisasi Perjalanan Dunia, lebih dari 1,4 miliar perjalanan internasional dilakukan secara global pada tahun 2018. Angka yang diperkirakan akan meningkat menjadi 1,8 miliar pada tahun 2030.
Namun, ledakan sektor pariwisata telah menyebabkan kerusakan dalam berbagai bentuk di seluruh dunia. Di Eropa, tujuan wisata seperti Amsterdam, Barcelona, Venice dan Dubrovnik, semuanya telah mengambil langkah untuk membatasi 'overtourism'.
Pada tingkat yang lebih konkret, World Wildlife Fund melaporkan pada Juni 2018 bahwa 200 juta wisatawan yang mengunjungi pantai-pantai Mediterania setiap musim panas menyumbang 40% sampah plastik di laut.
Untuk meringankan masalah ini, Travalyst tidak bertujuan untuk mengurangi keingingan orang-orang yang ingin traveling. Bagaimanapun juga, proyek ini didukung oleh industri perjalanan melainkan untuk menyediakan berbagai pilihan perjalanan yang sadar lingkungan ditahap pemesanan.
Dengan begitu, para wisatawan dapat memilih untuk mengimbangi emisi karbon mereka dan membantu mendukung inisiatif masyarakat setempat sebelum mereka menjejakkan kaki dipesawat.
Selain itu, tujuannya juga untuk megedukasi dan memberi informasi kepada wisatawan tentang dampak yang dapat ditimbulkan pariwisata terhadap lingkungan. Dalam beberapa bulan kedepan, Travalyst akan meluncurkan inisiatif industri yang berfokus pada keberlanjutan pariwisata, termasuk pencegahan kerusakan satwa liar dan overtourism.
(Dani Jumadil Akhir)