JAKARTA - Pergerakkan saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) terus mengalami penurunan. Pada perdagangan hari ini, Jumat (13/9/2019), saham EMTK terpantau turun Rp500 atau 8,20%.
Menutup pekan ini, EMTK menjadi top loser kedua dengan harga saham menjadi sebesar Rp5.600.
Menurut analis ada beberapa faktor yang mempengaruhi saham EMTK tergerus, mulai dari kinerja keuangan hingga isu yang menerpa anak usahanya, Bukalapak.

Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menyatakan, penurunan itu tidak lepas dari laporan kinerja keuangan EMTK yang mengalami kerugian lebih dalam. Hal ini memberikan sentimen negatif bagi para investor.
Berdasarkan laporan keuangan semeseter I-2019 atau per 30 Juni 2019, EMTK mencatatkan pendapatan bersih senilai Rp5,40 triliun, naik 31,70% dari posisi Rp4,10 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, seiring meningkatnya beban usaha, perseroan mencatatkan rugi yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar 161,32% menjadi rugi Rp954,07 miliar dari sebelumnya Rp365,09 miliar.
"Memang kinerja perusahaan dalam kondisi buruk," ujarnya kepada Okezone, Jumat (13/9/2019).
Selain itu, kabar akan mergernya domper digital DANA dan OVO juga dinilai memberikan sentimen pada punurunan saham EMTK. Mengingat pihak EMTK dan Grab hingga saat ini tidak mau berkomentar akan kabar tersebut.
Baca Juga: Fakta-Fakta RUU Perpajakan ala Jokowi, Salah Satunya Incar Google Cs
DANA memang dimiliki EMTK dan Ant Financial yang didukung Alibaba. Di mana, Grab berencana mengakuisisi DANA dan menggabungkannya dengan OVO.
"Saya rasa isu bagus tersebut dimanfaatkan untuk menjual atau keluar saham EMTK. Serta dari pihak EMTK juga kan belum mau berkomentar, nah disitu kesempatan bagi yang mau keluar karena likuiditas saham ini juga kurang bagus dan kinerjanya kurang baik," jelas dia.
Di sisi lain, Analis Wimofa International Investment Lathief Gunawa menilai, penurunan harga saham dipengaruhi anak usahanya, Bukalapak, yang melakukan efisiensi dengan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Kepemilikan EMTK terhadap saham Bukalapak tercatat sebesar 35,18%, berdasarkan keterbukaan BEI.
Baca Juga: Daftar 5 Saham Paling Cuan dan Bikin Bo Cuan di Tengah Perang Dagang
Menurutnya, dengan model bisnis Bukalapak yang sejak awal memberikan kemudahan dan diskon untuk menarik pelanggan membuat perusahaan harus 'membakar uang'. Hal ini memang umumnya dialami oleh para startup. Namun, kondisi itu kini membuat Bukalapak harus melakukan efisiensi dengan pengurangan karyawan, guna mendapatkan keuntungan.
"Akibat isu ini EMTK yang merupakan pemilik saham terbesar di Bukalapak, otomatis menjadikan berita yang sangat negatif untuk EMTK," katanya.
(Rani Hardjanti)