Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Wall Street Dibuka Melemah Imbas Serangan di Ladang Minyak Arab Saudi

Fakhri Rezy , Jurnalis-Senin, 16 September 2019 |21:01 WIB
Wall Street Dibuka Melemah Imbas Serangan di Ladang Minyak Arab Saudi
Wall Street (Reuters)
A
A
A

NEW YORK - Wall Street dibuka melemah pada awal pekan ini. Hal ini dikarenakan adanya serangan pada fasilitas minyak mentah Arab Saudi yang melumpuhkan 5% dari pasokan dunia.

Melansir Reuters, New York, Senin (16/9/2019), Dow Jones Industrial Average turun 73,46 poin atau 0,27% menjadi 27.146,06. S&P 500 dibuka lebih rendah sebesar 10,98 poin atau 0,37% ke 2.996,41. Nasdaq Composite juga turun 55,07 poin atau 0,67% menjadi 8.121,64.

 Baca juga: Penjualan Ritel AS Tak Mampu Hijaukan S&P 500

Serangan di Arab Saudi menambah kekhawatiran pertumbuhan global. Di mana stok energi yang terpukul melambung karena harga minyak melonjak lebih dari 10%.

 Wall Street

Serangan terhadap pengekspor minyak terbesar dunia mengirim harga minyak naik sebanyak 20% sebelum mereka turun dari puncaknya ketika Presiden A.S. Donald Trump mengotorisasi penggunaan cadangan minyak darurat negara itu untuk memastikan pasokan yang stabil.

 Baca juga: Penjualan Ritel AS yang Kuat Buat Wall Street Dibuka Varian

"Dow futures tidak terlalu parah pada saat ini, jadi kita harus menunggu dan melihat," kata Scott Brown, kepala ekonom di Raymond James di St. Petersburg, Florida.

"Saya akan lebih khawatir tentang apa yang terjadi di telepon dan meningkatnya ketidakpastian, prospek aksi militer," tambahnya.

 Baca juga: Wall Street Menguat dengan Indeks S&P Capai Penutupan Tertinggi

Saham perusahaan energi melonjak, seperti Marathon Oil Corp (MRO.O) yang terdaftar di S&P 500, Devon Energy Corp (DVN.N), Concho Resources Inc (CXO.N) dan Apache Corp (APA.N) naik antara 9,7% dan 12,8%. Selain itu, perusahaan minyak Exxon Mobil Corp (XOM.N) dan Chevron Corp (CVX.N) naik lebih dari 3,4%.

(Fakhri Rezy)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement