Basuki memberikan gambaran jika lahan gambut ini seperti spon untuk mencuci piring. Di dalamnya terdapat air yang sebetulnya bisa dimanfaatkan dan tidak boleh didirikan bangunan yang bisa membuat tanahnya amblas.
“Kalau daerah gambut, gambut itu air. Gambut itu seperti spon kalau yang biasa untuk cuci piring itu. Gambut seperti itu berisi air makanya kalau digali sedikit pasti ada air. Makanya tidak boleh dipakai karena kalau kering ambles karena kayak spon,” katanya.
Sebagai informasi sebelumnya, kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) melanda sebagian wilayah Sumatera dan Kalimantan sejak beberapa hari terakhir. Wilayah yang paling parah terkena kabut asap adalah Riau khususnya Kota Pekanbaru, Palembang, dan Dumai.
Untuk mengantisipasi dampak kabut asap tersebut, Pemerintah Provinsi Riau bersama jajaran lintas sektoral telah membuat kesepakatan tentang acuan sebagai pedoman bersama.
(Dani Jumadil Akhir)