Bank Jatim juga mampu meningkatkan dana pihak ketiga (DPK) yang dikelola hingga 15,84% yoy menjadi Rp61,21 triliun. Pertumbuhan DPK ini ditopang keberadaan simpanan dalam bentuk giro yang tumbuh 22,81% atau Rp23,56 triliun, tabungan 12,38% atau Rp18,29 triliun dan deposito 11,35% atau Rp19,35 triliun.
Pencapaian DPK tersebut diperkuat dengan rasio dana murah atau current account saving account (CASA) yang masih terjaga di angka 66,54%. Sebagai gambaran, selama lebih 15 tahun, CASA rasio Bank Jatim berada di atas 65%.
Sementara komposisi rasio keuangan periode September 2019 antara lain Return on Equity (ROE) sebesar 19,98%, Net Interest Margin (NIM) sebesar 6,20%, dan return on assset (ROA) 3,18%. Sedangkan Biaya Operasional dibanding Pendapatan Operasional (BOPO) masih tetap terjaga di 66,54%. Sedangkan aset Bank Jatim tercatat Rp 72,13 triliun atau tumbuh 13,72%.
“NPL (non performing loan) alias kredit bermasalah Bank Jatim dari sebelumnya di Juni 3,12% saat ini juga sudah di 2,89% atau di bawah 3% sesuai target. Pada sisa 3 bulan ke depan harapan kami kinerja bisa di maintenance dan aset bisa ditingkatkan jadi peringkat kedua kembali. Sehingga 5 tahun ke depan bisa di posisi pertama,” katanya.
(Dani Jumadil Akhir)